Menggunakan Reminder untuk Mengelola Multitasking
gambar dari: goalku.com |
Saya termasuk orang
yang RKP alias memiliki Rentang Konsentrasi Pendek. Akibatnya saya kurang maksimal
mengerjakan beberapa tugas sekaligus (multitasking).
Padahal volume kerja mengharuskan saya pandai-pandai menyelesaikan beberapa
tugas dalam waktu yang hampir bersamaan.
Sore ini akan ada
rapat tim diklat. Sementara berjibaku menyelesaikan bahan rapat yang tidak
rampung-rampung, divisi keuangan sudah
meminta realisasi biaya untuk segera dilaporkan kepada manajer. Sementara
mencari-cari file realisasi biayanya,
datang lagi laporan masalah dari kantor cabang yang butuh penanganan segera.
Huft... kalau tak pandai-pandai mengelola semua kerjaan itu dan tak kuat
jantung bisa-bisa koit mendadak.
Hehe.
Menghindari Multitasking
Pada awal meniti
karir dahulu, multitasking memang
selalu jadi momok. Kalau bisa dihindari sedapat mungkin. Caranya dengan
mengeluarkan jurus “1.000 keluhan maut”, atau melempar job kepada rekan kerja lain disertai 1.001 alasan sampai atasan
dengan sangat terpaksa mencari orang lain untuk dimintai tolong membereskan job tersebut.
Itu dulu. Tapi
seiring dengan usia dan kedewasaan kerja, maka prinsip tersebut perlahan
berubah. Saya perlahan menyadari, saat mendapat tambahan job berarti kita diberi kepercayaan oleh pimpinan karena dinilai
memiliki kapasitas untuk itu. Sehingga kepercayaan tersebut tidak boleh
disia-siakan begitu saja. Walaupun konsekuensinya pekerjaan kita bertambah tapi
dengan pengelolaan waktu dan sumber daya yang tepat pekerjaan tersebut pada
akhirnya dapat dituntaskan. Memang kadang tidak 100% benar hasilnya, tapi
dengan menerima “tantangan” dan mau belajar bekerja lebih baik kita semakin
memiliki credit value dari perusahaan
c.q pimpinan kita.
Jadi permasalahan
hari ini adalah bagaimana menghindari multitasking
secara positif. Dalam arti kita harus mencari strategi mengurangi kerja multitasking tersebut tanpa mengurangi
kinerja kita. Salah satu kiat menghindari multitasking
yang kadang merepotkan adalah memanfaatkan reminder
(pengingat) semaksimal mungkin. Reminder
berguna untuk menjadi memori cadangan kita saat serangan pekerjaan mulai
berdatangan bak peluru yang dilontarkan mesin gattling di medan perang. Saat itu kita harus pandai memilah
pekerjaan, mana yang urgent, mana
yang kurang urgent, mana yang deadline-nya paling dekat, mana yang
jadi kerjaan utama, mana pekerjaan tambahan, dan seterusnya. Setelah
memilah-milahnya jangan lupa menuliskan deadline
atau tenggat waktu dari setiap pekerjaan tersebut. Dengan mengelompokkan
pekerjaan plus deadline-nya seperti
itu, kita lebih punya gambar besar mengenai tugas kita dan mudah mengatur mana
pekerjaan yang menjadi prioritas untuk diselesaikan dan mana yang dapat
diselesaikan belakangan.
Mengacu pada
ilustrasi saya di atas tadi, jika rapat tim diklat merupakan agenda rutin
mestinya bahan rapat nya bisa diselesaikan jauh hari sebelumnya. Kemudian permintaan
data biaya dari divisi keuangan juga bisa diselesaikan lebih awal setelah
terjadi pembebanan biaya. Sehingga bila ada sesuatu yang urgent terjadi seperti masalah yang datang dari kantor cabang,
masalah tersebut bisa langsung menjadi prioritas kita.
Tapi sekali lagi,
pengaturan pekerjaan seperti itu baru bisa berjalan efektif jika kita memiliki reminder demi reminder yang diikuti dengan baik.
Memiliki Reminder
Perangkat untuk
membuat reminder pun mudah sekali
kita dapatkan. Cara paling mudah adalah menggunakan buku agenda untuk mencatat
setiap job, rekomendasi kerja, hasil
rapat atau apapun yang akan menjadi tugas kita. Tapi kelemahannya dari agenda
adalah agenda itu makhluk pasif. Kita yang harus sigap membuka lembar demi
lembar agenda itu setiap hari untuk memastikan tidak ada yang kelewatan.
Agar agendanya bisa
bernyanyi saat deadlinenya tiba, kita
menggunakan reminder yang terintegrasi dengan gadget. Kita hanya perlu mengatur waktu reminder-nya memberi peringatan, usahakan dua tiga hari sebelum deadline pekerjaan (disesuaikan dengan kesulitan
kerja). Kemudian mencatat rincian tugas yang harus dikerjakan lalu tambahkan
dengan tanggal deadline pekerjaan. That’s it! Semudah mengatur reminder untuk hari ulang tahun orang
yang kita cintai, atau mengatur jadwal ketemu seseorang. Setelah itu kita hanya
perlu menunggu sambil melanjutkan pekerjaan yang sedang dilakoni saat itu. Hanya
saja pastikan alarm atau tool reminder pada gadget bekerja dengan
baik. Jangan sampai karena gadget
yang bermasalah, desain kerjaan kita ikut berantakan semuanya.
Saat gadget berbunyi nyaring memberi
peringatan dua atau tiga hari kemudian, kita bisa langsung melihat pekerjaan
apa yang akan deadline lalu mengatur
strategi kerja untuk menuntaskannya. Saat beban pekerjaan mulai berkurang kita juga
bisa langsung melihat beban kerja yang ada dalam daftar reminder dan langsung menuntaskannya tanpa perlu menunggu reminder-nya berbunyi lagi.
Komitmen pada Reminder
Hanya ada pantangan
yang tidak boleh dilanggar dalam pengaturan kerja model begini. Jangan
menunda-nunda. Langsung eksekusi pekerjaannya. Karena dengan menunda hari ini
kita akan semakin dipusingkan dengan multitasking
yang akan terjadi besok hari, padahal itu yang ingin kita hindari bukan?
Mengelola tugas demi tugas agar semuanya dapat dituntaskan dengan baik adalah salah satu seni dalam etos kerja. Manfaatkan segala strategi untuk menyederhanakan pekerjaan, tanpa mengurangi kinerja kita. Selamat berkarya (PG)
Post a Comment