Kiat-kiat Mengelola Kredit
gambar dari: gigaom.com |
Pemanfaatan kredit
adalah bagian dari manajemen keuangan
keluarga. Sebagaimana layaknya investasi atau tabungan, kredit adalah produk
keuangan yang berguna untuk mengefektifkan pengelolaan arus kas keluarga.
Jika tabungan berguna
untuk menjaga agar aset kita tidak digerogoti inflasi dan mengangkat daya beli
kita di masa yang akan datang, pinjaman berguna untuk mengatasi masalah daya
beli kita saat ini. Sebagai contoh: Rudi, seorang supervisor penjualan memiliki
pendapatan Rp 6.500,000,- per bulan. Rudi
ingin memiliki sebuah mobil Xenia seharga Rp 125.000.000,- Jika Rudi ingin
membeli mobil itu secara tunai, maka dia harus menabung dahulu pendapatannya
selama kurang lebih 19 bulan. Itu pun dengan asumsi seluruh pendapatannya
ditabung, padahal Rudi pasti juga mesti mengalokasikan pendapatannya untuk
pos-pos kebutuhan yang lain.
Masalah ini dapat
diselesaikan dengan pemanfaatan kredit. Jadi Rudi cukup mencari kreditur yang
relevan dan mengajukan permohonan kredit. Apabila kreditur menyetujui
pinjamannya, dia pun dapat memiliki mobil tersebut dengan hanya membayar Down Payment seperlunya dan sisa harga
mobil tersebut dibayar sebagai kewajiban bulanan sesuai perjanjian dengan
kreditur.
Dengan demikian
pemanfaatan produk kredit dapat
mengatasi keterbatasan daya beli kita saat ini. Tapi jangan lupa kredit akan
mengurangi daya beli kita di masa yang akan datang karena kita harus
menyisihkan sebagian pendapatan untuk membayar angsuran plus bunga kreditnya. Sehingga
sebelum mengambil kredit, kita mestinya sudah menghitung potensi keuangan kita agar
dapat dipastikan pendapatan setiap bulannya cukup untuk membayar kewajiban
kredit ini dan memenuhi kebutuhan keuangan kita yang lain.
Oleh karena itu, kredit
ini seperti pisau bermata dua untuk orang-orang yang kurang bijak mengelola keuangannya.
Di satu sisi, kredit kelihatannya sangat membantu, namun di sisi yang lain bila
tidak cermat menghitung potensi keuangan maka yang terjadi adalah kita akan
kewalahan dengan tagihan-tagihan kredit yang datang. Godaan kredit paling besar
datang dari penggunaan kartu kredit. Jika tidak digunakan secara bijak, kartu
kredit dapat membawa anda ke dalam masalah keuangan yang pelik. Saat
presentasikan kartu kredit kita akan diladeni oleh marketing berwajah manis dan ramah, namun saat kita jatuh dalam kegagalan
pembayaran, gantian debt collector garang
dan suka mengganggu yang akan meladeni
kita.
Jadi
berhati-hatilah mengelola kredit anda. Berikut tips manajemen kredit pribadi
yang mudah-mudahan dapat berguna bagi anda:
1.
Sebelum mengambil pinjaman pada kreditur,
tanyakan karakteristik produk pinjaman tersebut. Bagaimana sistem penghitungan
bunga pinjamannya (flat, efektif, dll), adakah kemungkinan pembayaran
diperbesar atau dipercepat, jika terjadi pinalti bagaimana perhitungan
pinaltinya, dan hal-hal lain yang anda rasa perlu ditanyakan. Jika memungkinkan
mintalah kreditur memberikan printout
ilustrasi pembayaran dari pembayaran pertama sampai pembayaran selesai.
2.
Jika karakteristik produk
kreditnya memungkinkan atau menggunakan sistem bunga menurun, bayarlah angsuran
pokok lebih besar dari standar pembayaran untuk mempercepat pembayaran angsuran
dan mereduksi bunga pinjaman bulanannya.
3.
Setelah pendapatan bulanan
diterima, sisihkan terlebih dahulu untuk membayar kewajiban atau tagihan anda
sebelum menyisihkan untuk pos keuangan yang lain. Jangan terbalik.
4.
Sedapat mungkin hindari menunda
pembayaran agar tidak terjadi pinalti atau denda. Ini merugikan anda dan
menguntungkan kreditur.
5.
Sebaiknya anda hanya menggunakan
satu kartu kredit agar anda dapat fokus menyelesaikan tagihan-tagihan anda.
Jika sudah terlanjur memiliki lebih dari satu kartu kredit, anda dapat
mengkonsolidasikan semua tagihan kartu kredit yang lain kedalam satu kartu
kredit. Atau strategi lainnya, anda memberi prioritas untuk menyelesaikan
kewajiban pada kartu kredit yang memiliki tagihan paling besar.
Dalam modul pendidikan
Financial Literacy yang dikembangkan
Credit Union kami, tidak semua permasalahan keuangan diselesaikan dengan
kredit. Karena kredit itu menguras pendapatan kita di masa yang akan datang, maka
sebaiknya kredit tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif seperti
misalnya: Pembelian barang elektronik, pengadaan inventaris rumah, apalagi
belanja pakaian, dll. Untuk hal-hal seperti ini, mestinya sumber dananya dari
tabungan.
Kredit sebaiknya
digunakan untuk kebutuhan produktif dan peningkatan aset. Untuk kebutuhan
produktif misalnya kredit untuk modal usaha. Saat berusaha, modal tersebut diputar untuk mendatangkan
keuntungan usaha. Keuntungan usaha tersebut yang digunakan untuk membiayai
tagihan kreditnya. Jadi dengan kata lain, kredit kita yang membiayai dirinya
sendiri. Kembali pada contoh Rudi di atas, jika mobil Xenia yang diperolehnya
secara kredit tadi juga digunakan untuk usaha misalnya rental mobil, maka
keuntungan dari usaha tersebut dapat membantu membayar tagihan bulanannya. Kredit
untuk peningkatan aset misalnya misalnya kredit tanah dan rumah (KPR). Dengan KPR,
di neraca keuangan pribadi, di sebelah passiva, liabilitas berupa kredit tanah
dan rumah itu dikompensasikan dengan pertambahan aset di sebelah aktiva.
Keuntungannya, nilai ekonomi tanah dan rumah umumnya selalu meningkat.
Namun yang paling
penting bagaimanapun paradigma anda mengenai kredit ini, Jadilah debitur yang
baik. Selain kemampuan membayar dan agunan, karakter debitur juga akan menjadi
pertimbangan dalam analisis kredit. Jika anda sudah memiliki trademark sebagai tukang ngemplang, kreditur
akan memasukkan anda ke dalam daftar hitamnya dan anda akan menemukan kesulitan
jika akan mengajukan permohon kredit di lain waktu. Apalagi bila kreditur itu
memiliki berbagi daftar hitam dengan kreditur atau lembaga keuangan yang lain.
Sebaliknya, jika anda memiliki prestasi pembayaran yang baik, kreditur tidak
akan segan-segan menerima anda di lain waktu, malah biasa anda yang akan
diuber-uber dan diminta untuk mengajukan kredit lagi. (PG)
Post a Comment