Kebiasaan Buruk di Depan Audiens
gambar dari: blog.judyrodman.com |
Seringkali kita
diberi kepercayaan untuk tampil dan berbicara di depan khalayak. Tujuannya
beraneka ragam. Untuk mempresentasikan
fitur sebuah produk , membentuk opini publik, menjadi narasumber, fasilitator
atau mentor, dan tujuan lainnya. Sebelum tampil tentu kita harus mempersiapkan
materi yang akan kita bicarakan sebaik-baiknya. Mungkin termasuk merencanakan syle presentasi/pidato kita sesuai
dengan topik pertemuan dan situasi audiens.
Seluruh persiapan
berjalan lancar, dan sampailah kita pada waktunya. Materi yang kita bawakan
kelihatannya cukup menarik dan audiens kita cukup antusias menyimaknya. Namun
tiba-tiba audiens kita mulai terganggu dengan beberapa gerakan spontan kita.
Hasilnya mereka mungkin menyukai topik yang kita bicarakan namun tidak terlalu
menyukai performance kita. Padahal
kita berpikir segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya.
Berangkat dari
beberapa pembelajaran yang saya ikuti dan best
practise selama ini, Berikut ada beberapa habit saat berbicara di depan umum yang dapat membuat penampilan seorang
pembicara kurang maksimal di mata audiens.
1. Body Language
Body language atau
bahasa tubuh memegang peranan yang cukup penting dalam hal ini. Coba
ingat-ingat seberapa sering anda melakukan hal ini:
1.
Menyilangkan tangan di depan dada,
di punggung dan memasukkan tangan ke dalam saku jas atau celana. Kesan dari
audiens adalah pembicara menutup diri, atau sedang gugup padalah kita mungkin
tidak seperti itu.
2.
Berkacak pinggang. Ini menimbulkan
kesan kita menggurui orang-orang di depan kita.
3.
Menunjuk audiens dengan jari
telunjuk. Anda pun pasti merasa tidak nyaman diperlakukan demikian. Sebaiknya
menunjuk dengan mengarahkan lima jari agar terlihat lebih sopan.
4.
Memperhatikan satu arah terus
menerus. Sebaiknya bagi perhatian anda secara merata kepada seluruh
audiens atau anda akan dinilai memiliki
perhatian khusus kepada orang tertentu.
5.
Bertopang dagu, atau bertopang pada
meja. Kesan dari audiens adalah kita kurang serius dengan mereka.
6.
Memainkan benda-benda kecil.
Kadang tanpa sadar kita memutar-mutar pulpen atau penggaris dengan jemari kita.
Hal ini dapat mengganggu konsentrasi audiens.
2. Intonasi/Suara
Hal-hal mengenai Intonasi/suara yang mengganggu pidato kita antara lain:
1.
Suara terlalu kecil. Namun hal ini
dapat diatasi dengan menggunakan sounds
system yang memadai. Kebalikannya, jangan sampai suara kita juga terlalu
keras. Sesuaikan suara kita yang dihasilkan oleh sound system dengan jumlah peserta dan dimensi ruangan presentasi.
2.
Artikulasi kurang jelas.
3.
Nada bicara yang monoton. Aturlah
agar intonasi kita memiliki dinamika yang sesuai.
4.
Berbicara terlalu cepat atau
terlalu lambat.
5.
Terlalu sering mengatakan
“Ee....”, “Mm...”. Hampir sama dengan itu, terlalu sering mengucapkan kata-kata
tertentu. Misalnya “Oke,”, “Good”, “Ya...” Jangan sampai ada audiens yang
menghitung di kertasnya berapa kali anda mengucapkan kata tersebut selama
presentasi.
Kadang kita tidak langsung berdiri berbicara
di depan audiens tetapi juga mengambil posisi di depan mereka sebagai bagian
dari tim yang membawakan materi. Misalnya pada sebuah seminar, talkshow atau
kegiatan sejenis. Memang kita tidak langsung mendapat porsi perhatian utama
dari audiens tapi jangan lupa kita juga ada dalam wilayah perhatian mereka,
sehingga hindari kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dapat mengalihkan perhatian
audiens. Misalnya: Menyisir rambut (menggunakan tangan) berkali-kali, mengelus
janggut, kumis atau cambang, ngupil atau mengorek-ngorek telinga, atau malah asyik mengobrol dengan tim yang
lain sehingga ekspresi kita saat mengobrol lebih ekspresif dibanding pembicara
di depan.
Menjadi pembicara memang tidak mudah. Sebagai
pembicara kita dituntut untuk menyampaikan pesan melalui presentasi kita. Namun
kadang, konsentrasi mempersiapkan materi presentasi membuat kita melupakan
hal-hal kecil seperti yang sudah diuraikan di atas. Sebenarnya cara paling
mudah untuk mengetahui apakah ada kebiasaan yang mengganggu audiens atau tidak
adalah meminta feedback dari audiens
anda. Caranya bisa dengan melakukan evaluasi dari audiens di akhir penampilan.
Anda dapat mendesain sendiri format kuisioner untuk evaluasi tersebut.
Sisihkanlah waktu presentasi anda atau minta sedikit tambahan waktu dari
panitia untuk evaluasi ini. Setelah itu simaklah hasil evaluasi dari audiens
dan lihatlah hal-hal apa yang mereka sukai atau tidak sukai dari penampilan
anda.
Apabila sudah menjadi kebiasaan, beberapa perilaku
mungkin sukar untuk diubah. Tapi untuk menunjang performance dan kebaikan kita
sendiri, tidak ada salahnya mulai merubah diri. Tekad dan jam terbang akan
sangat membantu. Sehingga lain waktu saat berbicara di depan khalayak, materi
yang kita sampaikan diterima dengan baik, dan performance kita ditanggapi
dengan baik pula oleh audiens kita.
Post a Comment