Arisan Sama Dengan Investasi?
Beberapa waktu lalu
saat memberi materi pendidikan untuk anggota Credit Union kami, ada pernyataan
menarik yang disampaikan oleh salah satu peserta. Pada salah satu sesi saya
bertanya apa saja contoh berinvestasi yang sering kita lakukan? Beberapa
peserta memberikan jawaban. Salah satunya adalah seorang ibu rumah tangga yang
menjawab “arisan”. Saat ditanya kembali mengapa menjawab arisan, jawaban ibu itu
adalah karena arisan sama dengan menabung. Jadi arisan juga sama dengan
berinvestasi.
Ironisnya, pesatnya
pertumbuhan ekonomi ini tidak diimbangi dengan pendidikan keuangan yang memadai
untuk masyarakatnya. Dampak negatifnya adalah masyarakat cenderung jatuh pada pola
hidup instant dan konsumtif. Apabila hal ini terjadi maka sebenarnya
pertumbuhan ekonomi hanya akan mengeroposkan potensi masyarakat itu sendiri.
Rasanya memang
belum ada mata pelajaran khusus yang membahas mengenai kecakapan keuangan,
paling tidak itu yang saya alami selama mengenyam pendidikan selama 12 tahun di
bangku sekolah. Entah bagaimana dengan kurikulum terbaru yang dikembangkan
untuk adik-adik dan anak-anak kita. Kabarnya, rilis kurikulumnya saja sudah menimbulkan
polemik di sana-sini.
Bertolak dari
keprihatinan tersebut, Credit Union kami mulai mengedukasi masyarakat,
khususnya anggota, mengenai pentingnya memiliki wawasan mengenai kecakapan
keuangan. Walaupun kami mengawalinya dengan pengetahuan-pengetahuan dasar seperti
bagaimana sebenarnya konsep uang itu, bagaimana strategi perencanaan dan
pengelolaan arus kas keluarga, bagaimana menghitung aset dan liabilitas pribadi,
bagaimana membuat perencanaan tabungan dan beberapa hal lainnya. Goal dari pelatihan ini adalah anggota
dapat membuat kalender keuangan secara mandiri sebagai implementasi dari
perencanaan keuangan dalam kehidupannya.
Bukan pekerjaan
rumah yang mudah memang, namun tugas ini merupakan wujud komitmen kami untuk
mengambil peran secara proporsional dalam pengembangan ekonomi masyarakat lewat
gerakan pendidikan dalam Credit Union. Pembangunan ekonomi suatu negara memang semestinya
bersifat holistik. Selain pengembangan sektor finansial yang selama ini
dibangga-banggakan, pembangunan ekonomi juga harus sampai penetrasinya pada
akar rumput paling bawah. Supaya rakyat kita jangan hanya jadi penonton tapi
juga jadi subjek pembangunan itu sendiri.
Nah, kembali ke
judul tulisan ini. Ibu pemilik pernyataan dan peserta lainnya pun saya ajak
berdiskusi lebih lanjut. Setelah menyimpulkan jawaban mereka ditambahkan dengan
beberapa penegasan, lahirlah jawaban yang kami sepakati bersama. Investasi
adalah cara kita mengelola aset atau kekayaan kita dengan tujuan menambah nilai
aset tadi di masa yang akan datang. Sementara menabung adalah menyisihkan
pendapatan secara rutin untuk tujuan tertentu. Misalnya: membeli tanah seharga
Rp 50.000.000,- hari ini. Jika nilai tanah tersebut meningkat setiap tahun maka
tanah tersebut dikatakan sebagai investasi. Saat pembeli tanah menjual kembali
tanahnya dua tahun kemudian dengan harga Rp 75.000.000,- maka keuntungan
investasinya selama dua tahun ini adalah selisih harga antara pembelian dan
penjualan sebesar Rp 25.000.000,-
Menabung adalah
penyisihan pendapatan pada suatu pos keuangan untuk tujuan tertentu. Menabung baru
bisa dikatakan sebagai investasi kalau tabungan kita ini bertambah nilainya di
masa depan. Kalau menabung di bawah bantal atau di dalam brankas, bukan
investasi namanya karena sebanyak apapun uang yang disimpan, uang itu tidak
akan berbunga. Kecuali menabungnya di bank atau lembaga keuangan lain yang
memberi bunga untuk tabungan. Konsep ini pun sebenarnya masih bisa dikritisi
lebih lanjut, karena bila persen bunga tabungan di bank lebih kecil dari persen
inflasi tahunan maka nilai tabungan tersebut akan tergerus oleh inflasi. Jadi
nilainya bukan bertambah melainkan berkurang, sehingga menabung model ini juga
tidak bisa disebut investasi. Oleh karena itu tabungan yang dinamakan tabungan
investasi pada umumnya memiliki suku bunga di atas inflasi tahunan. Misalnya
tabungan deposito dan beberapa jenis tabungan berjangka lainnya.
Nah, arisan lain
lagi. Arisan lebih cenderung bersifat menabung karena kita menyisihkan
pendapatan ke dalam dana bersama yang diundi secara rutin. Uang kita dalam dana
tersebut tidak akan bertambah nilainya, hanya terakumulasi saja dengan uang
dari kawan arisan yang lain. Pada suatu saat dana arisan diundi dan nama anda
yang muncul sebagai penerima dananya, kali lain nama teman anda yang muncul.
Namun anda dan kawan arisan lainnya tetap memiliki kewajiban untuk menyetor
uang arisan secara rutin sesuai kesepakatan. Jadi arisan bukan investasi, lebih
cocok di sebut sebagai salah satu konsep menabung.
Akhirnya, seluruh
peserta menerima penjelasan tersebut dengan baik. Dengan demikian satu masalah
kecil mengenai pemahaman keuangan telah berhasil diselesaikan. Masalah lain
masih akan menunggu di depan.
Post a Comment