Header Ads

Salon Gratis untuk Tunawisma di Vatikan

Fasilitas kamar mandi umum untuk para tunawisma. Gambar dari: christiantime.com

Selama ini, orang miskin dan tunawisma di Vatikan, Roma, tidak kesulitan mengisi perut mereka. Selalu ada makanan dari kebaikan orang lain yang menunjang hidup mereka. Tetapi mereka cukup kesulitan menemukan tempat untuk mandi dan membersihkan diri.
Hal ini terungkap dari perbincangan dari hati ke hati antara seorang gelandangan bernama Franco dengan tangan kanan Paus, Uskup Kepala Bidang Karitatif, Monsinyur Konrad Krajewski.

Dikisahkan christiantimes.com, Monsinyur Krajewski pada akhir Oktober tahun bertemu Franco di luar gereja usai memberikan sakramen absolusi. Terungkap hari itu Franco genap berusia 50 tahun kendati di usia setua itu, dia masih saja terlunta-lunta di jalanan.

Monsinyur Krajewski pun mengajak Franco makan malam kecil-kecilan untuk merayakan kegembiraan tersebut. Tetapi Franco merasa minder. “Bapa, saya tidak bisa pergi ke pergi ke restoran bersama Bapa, karena saya bau…,” ucap Franco.


Tetapi Monsinyur Krajewski tetap memaksa. Mereka pun pergi ke sebuah restoran China dan meneruskan percakapan di sana. Dalam perbincangan tersebut, Franco kembali mengungkapkan masalah keterbatasan fasilitas mandi di Roma khususnya Vatikan. “Disini, tidak ada orang yang mati kelaparan, kami dapat menemukansandwich setiap hari. Tapi tidak ada tempat untuk menggunakan toilet dan mandi…”

Ucapan Franco yang menyentuh itu membekas di benak Monsinyur Krajewski. Dia lalu menyampaikan keprihatinan tersebut pada Paus Fransiskus. Gayung pun bersambut. Tak lama kemudian, Vatikan merenovasi sebuah gedung di kompleks St. Petrus yang selama ini digunakan sebagai fasilitas untuk para peziarah dan wisatawan menjadi fasilitas berisi sejumlah kamar mandi umum dan salon untuk para tunawisma.

Pada tanggal 16 Februari lalu, fasilitas-fasilitas ini resmi digunakan.

Kamar mandi umum dibuka setiap hari kecuali hari Rabu, pada saat Paus mengadakan audiensi dengan masyarakat dan mengadakan perayaan di basilika St. Petrus.

Sedangkan salon untuk tunawisma dibuka hanya pada hari Senin dari pukul 09.00 pagi sampai pukul 03.00 sore waktu setempat. Salon tersebut menawarkan servicepotong rambut dan bercukur. Sejumlah orang termasuk para lulusan sekolah penata rambut di Roma dengan senang hati menjadi relawan untuk jasa salon ini, setelah sebelumnya mereka juga mendonasikan sejumlah perkakas untuk melengkapi salon seperti kursi-kursi, peralatan potong rambut sampai cermin.

Bagaimana komentar para tunawisma? Tentu mereka merasa sangat bersyukur. Mauro Casubolo, salah satu yang diwawancarai media berucap, “Ini adalah kebaikan yang terjadi pada diri kami, khususnya kami yang tinggal di jalanan. Saat anda ingin mencari kerja, anda bisa ketempat ini untuk mandi dan merapikan diri.”.

Selain mendapat pelayanan kamar mandi gratis, para tunawisma juga mendapat donasi pakaian dalam dan seperangkat peralatan mandi seperti sabun, handuk, sikat, odol, deodorant dan pencukur serta krim cukur.

Luar biasa. Mudah-mudahan negara kita semakin lama semakin sejahtera dan kuat. Sehingga pada masa yang akan datang pemerintah kita juga punya karya sosial serupa untuk memperhatikan rakyatnya yang berkekurangan. (PG)
______________
Referensi:

also posted at Kompasiana 

No comments

Powered by Blogger.