Tipu Daya Itu Dunia Orang Dewasa
gambar dari: |
Menurut saya, pendidikan adalah sebuah on-going process (proses
berkesinambungan). Bukan hanya menyangkut nilai-nilai raport, atau banyaknya
keterampilan yang dimiliki, tapi juga menyangkut kehidupan. Ilustrasi berikut
yang saya adaptasi dari sebuah materi motivasi, cocok sekali untuk
menggambarkan bagaimana pentingnya on-going
process tersebut.
Suatu hari, Diego kecil bersama ibunya kena tilang polisi
lalu lintas. Ibu Diego lupa membawa SIM. Setelah negoisasi beberapa saat, Ibu
Diego dengan halus menyelipkan duit dua puluh ribuan ke saku rompi pak Polisi.
Tak lama kemudian, mereka dipersilahkan pergi.
Diego kecil heran, mengapa ibunya memberikan Polisi
tersebut uang begitu saja, padahal mereka tidak mendapat apa-apa dari polisi
tersebut. Permen tidak, es krim tidak, baju tidak, yang lain-lain pun tidak,
seperti yang biasa dilihatnya selama ini. Diego kecil pun bertanya dengan
polosnya uang itu buat apa? Ibunya menjawab sekenanya. Duit itu untuk melancarkan
urusan dengan pak Polisi.
Setelah Diego menyelesaikan ujian SD, kepala sekolahnya datang
berkunjung ke rumahnya. Diego memang merasa, nilai-nilainya jeblok. Pak kepala
sekolah pasti akan menyampaikan ketidakbererasan nilai-nilai tersebut kepada
kedua orang tuanya. Maka dia pun pasrah. Tapi dari dalam dia mengintip ke ruang
tamu dan merasa heran. Ayah diego nampak menyodorkan amplop coklat besar kepada
bapak kepala sekolah. Setelah itu mereka larut dalam pembicaraan yang hangat.
Tertawa lepas satu sama lain. Setelah kepala sekolahnya pulang, Diego
menanyakan perihal amplop coklat tadi kepada ayahnya. Ayah hanya mengatakan itu
hadiah untuk kepala sekolah dan menyuruh Diego lebih giat lagi belajar.
Pada saat pengumuman kelulusan, Diego melihat namanya
berada di daftar murid-murid yang lulus ujian. Diego merasa itu ada hubungannya
dengan amplop coklat yang diberikan ayahnya kepada pak kepala sekolah.
Setelah lulus SMU, Diego ingin masuk ke sebuah
Universitas negeri ternama. Ayah dan ibunya juga setuju dengan pilihan Diego.
Namun Diego tahu, kemampuan intelektualnya sebenarnya kurang mampu diandalkan,
terutama untuk mengikuti test masuk perguruan tinggi tersebut. Dia pun membujuk
ayahnya menggunakan jasa joki test masuk yang berbiaya mahal. Walaupun cara
tersebut sebenarnya tidak benar, ayahnya setuju. Berbekal jejaring pertemanan,
Diego berhasil menemukan Joki yang dimaksud dan berkat jasa Joki tersebut dia
berhasil lulus ke perguruan tinggi tersebut.
Waktu terus berlalu. Kini Diego menjabat sebagai salah
satu pejabat di lembaga milik pemerintah. Kecurangan demi kecurangan yang
dilaluinya selama hidup telah membentuknya menjadi seorang pejabat yang korup.
Dia sudah berulangkali menilep duit pemerintah melalui proyek demi proyek yang
ditanganinya.
Tapi pada akhirnya, penyelewengannya berhasil diendus
oleh KPK. Dia pun diciduk dan dijadikan salah satu tahanan KPK. Wajahnya
berseliweran di TV dan surat kabar nasional. Bukti-bukti cukup memberatkan dan
semakin menguatkan indikasi dia akan dijadikan narapidana kasus korupsi.
Ayah dan ibunya pun berlinang air mata, tidak menyangka
anak kebanggaan mereka melakukan tindakan tak terpuji itu.
************************
Tidak banyak dari kita yang menyadari bahwa
kehidupan yang mengalir seperti air adalah guru paling utama. Seringkali kita
merasa wajar berkata dusta atau sedikit memutarbalikan fakta untuk mencapai tujuan
tertentu tapi sebaliknya anak atau adik kita akan dihardik habis-habisan jika
berani melakukannya. Memang tipu daya itu dunia orang dewasa.(PG)
Baca juga:
Post a Comment