Agar Slide Presentasi Lebih Optimal, Keep It Simple!
Dalam dunia karir, seringkali kita dituntut agar mampu menyajikan informasi atau data dengan apik kepada orang lain. Untuk mendukung hal tersebut, dibutuhkan kemampuan membuat slide presentasi yang baik dan meninggalkan kesan mendalam bagi audiens kita. Hanya saja alih-alih meninggalkan kesan mendalam, seringkali persepsi audiens malah jadi bias karena tampilan slide yang tidak optimal dan tidak sesuai dengan tujuan presentasi.
Oleh karena itu kita harus
mengetahui tujuan presentasi terlebih dahulu, sebelum merancang konsep
presentasinya. Untuk tujuan penjualan, misalnya, kita harus
membuat tema presentasi yang sesuai dengan brand dan produk yang akan
ditawarkan kepada audiens. Mulai dari pemilihan warna dominan, gambar produk
yang paling tepat sampai kepada jenis huruf yang akan digunakan. Semuanya harus
pas.
Beda lagi dengan
presentasi yang digunakan untuk laporan pekerjaan. Untuk tujuan ini pada
umumnya desain yang digunakan sedikit
lebih formal, mulai dari warna sampai pemilihan jenis huruf. Chart untuk pendukung informasi juga lebih sering digunakan.
Saya sendiri lebih sering
membuat slide yang bertujuan untuk edukasi. Presentasi sejenis ini memiliki tantangannya sendiri,
yaitu bagaimana menggunakan slide
presentasi secara efektif untuk menanamkan ide atau pengetahuan baru kepada
audiens.
Tantangan bertambah jika
latar belakang audiens (profesi, suku, usia dan tingkat pendidikan) sangat
bervariasi. Belum lagi bicara rentang konsentrasi setiap orang yang
berbeda-beda satu sama lain.
Belajar dari
pengalaman, model slide presentasi yang paling sesuai untuk
tujuan ini adalah presentasi yang
sederhana tapi powerfull. Sederhana berarti presentasi dibuat minimalis tapi tetap berbobot dan menarik.
Keep it simple!
Ini prinsipnya. Manfaat dari slide yang sederhana adalah audiens dapat
menangkap pesan yang akan disampaikan dengan mudah. Kesan yang diterima audiens juga lebih kuat dengan slide yang sederhana, dibanding slide yang ramai dan
kompleks.
Dengan konten yang
minimalis, presenter atau pembicara diberi ruang yang lebih lebar untuk menjelajahi dan memaparkan isi konten tersebut.
Dengan demikian jalannya presentasi akan lebih fleksibel dan presenter
bisa menyesuaikan penjelasannya dengan latar belakang audiens yang disasar.
Berikut beberapa tips
menyusun slide presentasi yang sederhana tapi tetap powerfull
yang biasa saya gunakan.
1 Slide 3 Point
Apakah anda sering mendengar kaidah membuat presentasi yang satu
ini? Ya, saya juga sering
mengaplikasikannya pada slide buatan saya.
Memang sebaiknya
jangan menjejali terlalu banyak konten ke dalam satu slide. Satu
slide berisi 3 point
penjelasan sudah
cukup. Jika yang akan dijelaskan
lebih dari itu, silakan menambah slide penjelasan lagi. Mengapa? Agar audiens tidak cepat bosan dan tidak pusing
duluan melihat slide kita.
Lah, kan topiknya bisa masuk satu per satu
dengan fitur animasi! Mungkin ada yang spontan berpikiran demikian.
Jangan lupa, layout slide juga penting untuk diatur
dengan baik agar mengoptimalkan presentasi kita. Dengan maksimal 3 point
penjelasan, kita dapat memberi space
yang lega untuk layout slide presentasi. Hurufnya
tidak kekecilan atau
gambarnya tidak himpit-himpitan. Pesannya pun lebih jelas.
Slide presentasi ini
contohnya.
Visual itu
Penting
Dengan slide yang sederhana, kita bisa berkreasi
secara optimal dengan elemen-elemen visual. Tempatkan dengan baik tulisan,
gambar, icon dan permainan warna agar slide lebih menarik. Sederhana tidak
berarti hambar.
Sedapat mungkin jangan mengisi satu slide dengan hanya
satu elemen saja. Misalnya satu slide isinya tulisan semua. Tapi kita
juga harus menjaga agar semuanya tetap proporsional, jangan sampai malah
terkesan norak. Jangan lupa menggunakan warna-warna
yang soft agar mata audiens tidak cepat jenuh, khususnya kalau slide
presentasi yang akan ditampilkan cukup banyak.
Coba bandingkan kedua slide ini. Konten keduanya
sama, yaitu mengenai jenis-jenis lead. Mana yang menurut anda lebih
menarik dan berkesan? Slide pertama atau kedua?
Slide kedua lebih menarik dan meninggalkan kesan,
bukan?
Slide dengan
elemen visual yang kuat juga memberi
manfaat jika banyak audiens kita yang bertipe visual (lebih mudah menangkap materi dengan
menggunakan tampilan: gambar, grafik, dst).
Jangan Monoton
Sederhana juga tidak berarti monoton. Walaupun sederhana, kita bisa membuat slide presentasi tetap menarik dan menimbulkan kesan dinamis. Kiat yang paling sering saya terapkan adalah menghindari slide
berbentuk daftar atau paragraf. Kemudian icon atau elemen-elemen
visual yang digunakan lebih bervariasi.
Tidak perlu menuliskan seluruh pemaparan kita dalam slide.
Cukup kata-kata kunci penjelasannya saja sebagai anchor untuk
memandu arah penjelasan kita selanjutnya. Apalagi saat ini aplikasi prensentasi
sudah dilengkapi dengan kolom untuk menuliskan catatan yang tidak akan nampak
pada slide di layar proyektor (yang akan dilihat audiens), tetapi tetap
nampak di layar komputer presenter. Ini sangat membantu presenter tidak
kehilangan kata-kata, sekaligus menjaga tampilan slide tidak nampak
sesak.
Bila perlu setiap slide tampil berbeda, tapi tetap
ada benang merah yang menghubungkan setiap slide. Bisa berupa tema warna
utama yang digunakan, atau konsistensi tema chart jika ada beberapa chart
yang digunakan selama presentasi, atau konsistensi jenis huruf yang digunakan
pada teks, dan seterusnya.
Kesimpulannya, slide yang sederhana tetap bisa dioptimalkan untuk menghasilkan presentasi yang efektif. Selain memberikan ruang yang lebar bagi kita untuk berkreasi, slide yang sederhana juga membuat presenter atau pembicara memaksimalkan perannya sebagai bintang dalam sebuah presentasi. Semoga bermanfaat.
Ilustrasi gambar oleh Michal Jarmoluk dari pixabay.com
Pertama kali tayang di kompasiana.com
Post a Comment