Apa Warna Topi Berpikir Anda?
Beberapa waktu yang lalu saya bersama beberapa kawan kantor
mengikuti pelatihan singkat mengentai Manajemen Konflik yang dibawakan oleh
salah satu guru besar Universitas Hasanuddin, Prof. WIM Poli. Pelatihan bertema Manajemen Konflik ini sebenarnya
bukan pelatihan yang asing bagi kami, hanya saja kali ini pendekatannya sedikit
berbeda karena dibawakan oleh seorang akademisi dan pakar manajemen.
Salah satu materi
yang dipaparkan adalah bagaimana mengelola konflik yang terjadi pada
suasana-suasana formal seperti misalnya pada forum pengambilan keputusan. Dalam
suasana seperti itu perbedaan pendapat adalah suatu hal yang wajar karena
setiap orang memiliki perspektif yang berbeda-beda dalam menyikapi masalah dan
pemecahannya. Namun dengan mengenali cara berpikir setiap orang, potensi
konflik dapat diminimalkan dan peluang pemecahan masalah yang paling baik dapat
dimaksimalkan.
Six Thinking Hats
atau Enam Topi Berpikir adalah salah
satu teori yang menarik untuk kita simak. Teori ini pertama kali dikemukakan
oleh Edward de Bono, seorang penulis
buku dan pakar psikologi yang berasal dari Malta. Menurut Edward de Bono, ada
enam topi berpikir yang biasa digunakan saat manusia menyikapi sebuah
permasalahan dan pemecahannya. Setiap dari kita memiliki kecenderungan berpikir
yang disimbolkan dengan warna pada topi-topi berpikir tersebut.
Enam topi berpikir ini paling mudah terlihat pada sebuah
forum seperti rapat atau pertemuan yang membahas pencarian solusi terhadap
masalah-masalah tertentu. Mari kita lihat satu per satu.
Topi Putih
Seperti kertas putih yang polos dan siap untuk menerima
warna apapun yang diberikan kepadanya, pemilik topi putih adalah orang yang
jeli terhadap informasi. Dalam sebuah forum, pemilik topi putih selalu bertanya
dan menggali informasi dan data yang dibutuhkan untuk mengurai permasalahan.
Tidak selalu harus berujung kepada kesimpulan atau analisis, tapi mereka cukup
puas menerima informasi-informasi dari orang lain.
Topi Kuning
Pemilik topi kuning adalah
orang-orang yang selalu optimis. Dalam memandang permasalahan dan solusi-solusi
yang mungkin dihasilkan, mereka selalu menyorot sisi manfaat dan alasan-alasan
mengapa solusi tersebut harus dilaksanakan.
Topi Hitam
Sebaliknya, pemilik topi hitam
adalah mereka yang memandang solusi secara kritis malah cenderung negatif. Jika
ada alternatif solusi yang dihasilkan mereka adalah orang pertama yang
menemukan resiko atau peluang kegagalan dari kiat-kiat tersebut. Misalnya:
biaya yang terlalu mahal, resiko yang terlalu besar, ada kebijakan-kebijakan
yang tidak sejalan dan seterusnya.
Topi Merah
Jika ada orang yang senang
menggunakan intuisi atau membuat pernyataan tanpa merujuk kepada data-data yang
ada, hampir bisa dipastikan mereka adalah orang-orang bertopi merah. Pemilik
topi ini cenderung menggunakan perasaan atau feeling. Jika mereka merasa klop
dengan sebuah ide, mereka mendukung habis-habisan ide tersebut. Begitu pula
sebaliknya. Memang, seringkali pernyataan-pernyataan intuitif lahir dari
pengalaman. Tapi bagaimanapun juga, data adalah bagian penting dari pengambilan
keputusan sebuah organisasi.
Topi Hijau
Pemilik topi hijau adalah
orang-orang yang cenderung berpikir out
of the box. Mereka enggan mengikuti jalur berpikir mainstream dan selalu mencari cara-cara berpikir atau bekerja yang
baru. Orang-orang kreatif dalam sebuah tim kerja pada umumnya adalah pemilik
topi hijau ini. Pernyataan mereka bisa jadi pendapat yang melawan arus atau ide
yang selama ini belum pernah terpikirkan.
Topi Biru
Pemilik topi biru adalah mereka yang
lebih tertarik kepada tahap-tahan kerja dan prosedur-prosedur dalam menghadapi
masalah. Pada sebuah rapat mereka memberi perhatian kepada proses-proses
pengambilan keputusan dan tindak lanjut dari keputusan-keputusan tersebut. Oleh
karena itu pemilik topi biru cenderung reflektif dan mampu berpikir secara
komprehensif, sehingga mereka sesuai untuk memimpin jalannya rapat.
Nah, setelah menyimak aneka warna
topi berpikir ini, kita mulai dapat mengenali warna topi berpikir masing-masing.
Bagaimana kecenderungan kita saat menyikapi sebuah permasalahan ketika
berdiskusi atau rapat bersama kolega dan orang-orang di sekitar kita?
Cara berpikir dan sikap yang
dominan muncul kemungkinan besar adalah warna topi berpikir kita. Tapi mengganti-ganti topi berpikir sangat
dimungkinkan.
Mengenali topi berpikir diri
sendiri lalu mengenali topi berpikir orang lain penting untuk membantu kita
dalam sebuah pengambilan keputusan. Saat rapat berjalan terlalu mulus dan
kelihatan semua orang sedang sependapat pada suatu masalah, anda bisa saja
mengganti topi berpikir menjadi topi merah untuk melihat resiko-resiko yang
terjadi dan mengajak forum berpikir lebih kritis.
Atau jika rapat deadlock, anda bisa mengganti topi
berpikir dengan topi kuning untuk membangkitkan mood peserta rapat atau topi hijau untuk mencari
alternatif-alternatif pemecahan masalah yang baru.
Jika anda didaulat menjadi pemimpin
rapat, sebaiknya mengenakan topi biru untuk mengawal jalannya lalu lintas
diskusi dan jangan lupa mengenali warna topi-topi peserta rapat agar anda dapat
menyimpulkan pemikiran mereka dengan tepat. Dengan mengenali topi berpikir ini,
perbedaan pendapat adalah sarana untuk menguji keputusan-keputusan yang
dihasilkan dalam pengambilan keputusan nantinya. (PG)
---
ilustrasi gambar dari: floridacsi.com
(h)
ReplyDelete