Header Ads

Persamaan Penulis dan Manajer



Manajer menjadi tokoh sentral dalam organisasi atau divisi dalam organisasi tersebut yang bertanggungjawab terhadap proses manajerial merencanakan, Implementasi hasil perencanaan, mengarahkan atau mengendalikan proses kerja dan pada akhirnya mengevaluasi kinerjanya.

Merencanakan
Planning atau perencanaan adalah titik awal sebuah proses manajerial. Disinilah digodok konsep demi konsep termasuk hasil evaluasi periode sebelumnya untuk melihat posisi organisasi saat itu. Bertolak dari hasil tersebut, dibuatlah garis besar program kerja yang harus dibuat pada periode berikutnya untuk mencapai goal organisasi. Perencanaan adalah seni melihat jauh ke depan. Ada perencaan yang bersifat strategis karena periode proyeksinya yang lebih panjang, ada pula perencanaan taktis yang lebih bersifat hit and run.

Proses yang sama pun dibutuhkan seorang penulis sebelum mulai menorehkan huruf pertama pada tulisannya. Penulis sudah memiliki gambar besar dalam kepalanya akan seperti apa nanti jadinya tulisan buatannya itu. Format apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan yang ada dibenaknya kepada pembaca. Termasuk riset yang dibutuhkan atau referensi apa saja yang dapat menunjang pembuatan tulisan tersebut.

Implementasi
Seorang manajer bertanggungjawab memastikan semua program kerja yang dirumuskan pada saat perencanaan dijalankan secara maksimal, tepat guna dan tepat sumber daya. Saat inilah strategi demi strategi dieksekusi ke dalam tindakan atau aksi.
Pada tahapan ini, penulis mestinya sudah mulai menuangkan konsep dalam kepalanya ke dalam rangkaian kata demi kata. Proses menulis ini membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi, karena menerjemahkan pikiran pribadi ke dalam media visual dan teks bukan pekerjaan mudah. Makanya sebagian besar energi penulis dihabiskan pada tahapan ini. Kecuali pada beberapa penulisan yang memang membutuhkan riset panjang.

Mengarahkan
Tugas manajer adalah mengarahkan tim kerjanya dan segala sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer harus mampu menularkan ide dan cara berpikir termasuk etos kerja yang dibutuhkan organisasi kepada semua bawahannya. Untuk itu manajer harus memiliki kepemimpinan yang baik dan mampu menjadi sumber inspirasi bagi tim kerjanya.

Nah, mengarahkan dan menjadi sumber inspirasi ini begitu lekat dalam diri seorang penulis. Melalui buah pena dan kepiawaiannya merangkai kata, seorang penulis harus mampu mengarahkan pemikiran pembacanya. Penulis yang baik dapat menanamkan sebuah pemikiran baru di benak pembacanya, sekalipun secara prinsip mungkin pembaca tersebut berseberangan dengan penulisnya.  Makanya tidak heran tulisan tokoh-tokoh tertentu selalu laris manis diburu penggemarnya, karena mereka telah menganggap penulis tersebut sebagai sumber inspirasi.

Evaluasi
Evaluasi mutlak dibutuhkan untuk mencari tahu seberapa besar pencapaian organisasi terhadap target. Jika ada margin antara target dan realisasi harus dipecahkan apa saja penyebabnya. Manajer berperan besar dalam hal ini karena manajer menjadi muara semua informasi dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Proses evaluasi dapat membantu manajer mengambil kesimpulan apa yang harus diperbaiki, apa yang harus dipertahankan dan apa yang harus ditingkatkan.

Begitu pula dengan kegiatan tulis menulis. Penulis harus memiliki feedback dari pembaca-pembacanya. Dengan demikian penulis jadi tahu apa yang sudah baik dan apa yang masih harus ditingkatkan. Pada blog keroyokan seperti Kompasiana ini, proses evaluasi menjadi sangat mudah karena setiap tulisan dilengkap dengan kolom komentar. Penulis tinggal melihat bagaimana tanggapan orang lain terhadap tulisannya. Hanya yang menjadi kendala adalah kadang komentar dari Kompasianer lain terlalu subjektif, apalagi tulisan-tulisan yang di-posting pada kanal politik. Cara lain sebagai penulis kita dapat meminta sahabat yang bisa dipercaya untuk mengomentari tulisan kita. Feedback ini menjadi bekal untuk terus menyempurnakan tulisan yang dibuat pada masa mendatang.

Persamaan-persamaan di atas semakin membuktikan tulis-menulis pun harus dikelola secara profesional untuk membuat goal atau tujuan tulisan kita tercapai. Jika Manajer mengelola sumber daya, penulis mengelola kata-kata dan emosi pembacanya.

Menarik menyimak salah satu bagian buku bertema kepemimpinan, Re-code Your Change DNA yang ditulis oleh Rhenald Kasali. Dalam era bisnis modern yang aroma kompetisinya begitu kental, setiap organisasi dan orang-orang top di dalamnya harus adaptif, tidak saklek dan selalu siap dengan dinamika zaman.  Rhenald Kasali mengemukakan seorang pemimpin harus memiliki kadar OCEAN yang tinggi. OCEAN itu singkatan dari Openness to experience (Menyesuaikan diri dengan pengalaman), Conscientiousness (terbuka terhadap peraturan), Extroversion (terbuka terhadap orang lain), Agreeableness (Menerima kesepakatan bersama), dan Neuroticism (Mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan). Dengan demikian pemimpin tersebut selalu memiliki wawasan terbuka dan siap berinovasi kapanpun dibutuhkan.
Keterbukaan terhadap dinamika yang ada. Bukankah ini karakter khas seorang penulis? Penulis adalah orang yang selalu berpikiran terbuka tanpa meninggalkan kekritisannya dan mampu melihat apa yang luput dari penglihatan orang kebanyakan. Makanya walaupun belum jadi profesi utama, saya bangga jadi penulis.

Selamat menulis.
_______________

ilustrasi gambar dari: elev8.hellobeautiful.com

2 comments:

Powered by Blogger.