Header Ads

Tidak Selamanya Penundaan Itu Negatif

 



Menunda itu mahal. Mungkin nasihat seperti ini sudah sering anda dengar. Menunda pekerjaan atau tugas hanya akan membuat kita menumpuknya untuk dikerjakan di kemudian hari. Padahal saat waktu itu tiba, kita mungkin akan memiliki pekerjaan atau tugas lain yang tidak kalah pentingnya. Akibatnya kita harus bekerja ekstra untuk menuntaskan tumpukan tugas tersebut. Bekerja ekstra artinya cost juga ekstra.

Kita bisa juga mengambil pilihan lain membiarkan ritme pekerjaan tetap seperti biasa dengan risiko pekerjaan tidak tuntas. Konsekuensinya adalah penilaian kinerja kita menjadi rendah, hilangnya kepercayaan orang lain atau malah kita harus mengganti rugi sesuatu. Ini juga cost.

Tapi penundaan itu tidak selamanya berkonotasi negatif. Dalam hal lain, menunda itu bisa jadi bermanfaat untuk kita. Menunda bermain game karena kita sudah harus beristirahat malam, misalnya. Dengan menunda kesenangan sesaat untuk membiarkan tubuh beristirahat, kita sudah melakukan hal yang tepat untuk investasi kesehatan jangka panjang.

Untuk mengatur kehidupan kita lebih baik dan menghindari hal-hal buruk terjadi, keterampilan menunda malah penting untuk kita miliki. Berikut beberapa contoh penundaan yang dapat dilakukan untuk membuat hidup lebih baik.

Menunda Berutang

Ingin gawai paling anyar, padahal harganya selangit? Atau ingin membeli barang-barang branded yang sebenarnya tidak dibutuhkan berbekal kartu kredit? Hati-hati dengan jerat utang. Utang itu seperti pisau bermata dua. Jika tidak dikelola dengan baik, bisa berbalik menyusahkan kita di kemudian hari. Menunda berutang hari ini berarti menyelamatkan pendapatan kita di masa yang akan datang, apalagi jika utang tersebut digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif.

Menunda Belanja yang Tidak Perlu

Sebelum berbelanja kita sudah harus mengetahui item yang akan kita belanjakan itu termasuk kebutuhan (needs) atau keinginan (wants). Sedapat mungkin needs diletakkan paling atas pada daftar prioritas belanja, dengan demikian kita dapat menunda belanja hal-hal yang lebih bersifat wants. Dengan cara demikian kita dapat mengelola arus kas lebih baik dan punya sejumlah dana yang dapat dialokasikan pada pos tabungan/investasi.

Menunda Konsumsi Makanan/Minuman Kurang Sehat

Kita biasa mengerti sebenarnya apa yang terbaik bagi tubuh kita, namun pengetahuan itu seringkali tidak seiring sejalan dengan tindakan yang kita ambil. Contohnya, kita tahu harus menghindari makanan berkadar gula tinggi karena rentan dengan risiko diabetes, tapi kita tetap saja susah move on dari softdrink dan makanan-makanan manis. Atau kita tahu sudah saatnya mengurangi berat badan, tapi tetap saja makan hidangan berkalori tinggi tanpa diimbangi olahraga yang memadai. Akibatnya, tubuh kita semakin tidak sehat. Dengan lebih sering menunda konsumsi makanan/minuman yang tidak sesuai dengan kesehatan tubuh, kita telah membantu tubuh kita bekerja lebih baik.

Menunda Kesenangan

Penundaan ini mungkin yang paling susah dilakoni. Tapi seringkali harus kita lakukan jika dihadapkan dengan pilihan lain yang lebih memberi manfaat bagi hidup kita, bahkan bagi orang-orang di sekitar kita. Misalnya saat weekend mestinya kita menghabiskan waktu untuk menyenangkan diri, seperti nonton film atau rekreasi bersama orang-orang tercinta. Tapi jika saat itu ada teman kantor yang sedang berduka, kita mesti menunda kesenangan kita untuk ikut berbelasungkawa bersama teman kita. Contoh lain: menunda makan-makan di restoran favorit karena uangnya digunakan untuk donasi, menunda clubbing untuk memberi lebih banyak waktu bersama keluarga dan lain-lain.

Jadi kesimpulannya, tidak selamanya penundaan itu negatif, terutama untuk hal-hal yang kurang baik bagi kehidupan kita. Bagi pembaca yang mau menambahkan penundaan-penundaan positif lainnya, mari berbagi di kolom komentar.


---

Ilustrasi gambar dari pixabay.com 

Pertama kali tayang di Kompasiana  

No comments

Powered by Blogger.