Header Ads

Ciri-ciri Dia Sedang Berbohong

 


Pesan non-verbal atau yang lebih sering kita sebut bahasa tubuh seringkali lebih menimbulkan kesan lebih dalam saat berkomunikasi dibanding pesan verbal atau kata-kata yang diucapkan. Oleh karena itu jika bertemu dengan orang baru, kita seringkali lebih mengingat kesan tentang orang tersebut. Apakah dia seorang yang ramah, judes, pemalu dan sebagainya, dibanding isi pembicaraan kita dengannya.  

Menariknya, bahasa tubuh ternyata sulit dimanipulasi karena bahasa tubuh adalah spontanitas yang diperintahkan oleh alam bawah sadar kita. Beberapa orang memang terlatih memanipulasi bahasa tubuh karena tuntutan profesi, seperti artis atau politikus. Namun untuk orang yang awam untuk itu bahasa tubuh adalah reaksi natural. Idealnya bahasa verbal dan non-verbal berjalan selaras, sebab sesungguhnya tubuh kita adalah sebuah paket komunikasi lengkap.

Orang yang berbohong berarti sedang memanipulasi bahasa verbalnya. Namun saat kita sedang memikirkan kata-kata yang akan diucapkan, kita tidak lagi berkonsentrasi sepenuhnya pada bahasa tubuh kita sehingga bahasa tubuh yang nampak mencoba menunjukkan terjadi ketidakselarasan. Oleh karena itu ketidakjujuran dapat juga dideteksi dari bahasa tubuh seseorang.

Berikut beberapa bentuk bahasa tubuh orang yang sedang berbohong. Walaupun tidak sepenuhnya bisa dijadikan acuan, anda bisa membuat kesimpulan awal atau mengambil sikap untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya  kebohongan.

1.    Mengalihkan pandangan mata. Mata adalah jendela jiwa. Oleh karena itu ketidakjujuran seseorang paling gampang diamati dengan memperhatikan matanya. Orang yang sedang berkata tidak jujur, seolah ingin menyembunyikan pancaran jendela jiwanya itu sehingga seringkali mengalihkan pandangan ke tempat lain sambil terus berbicara. Lawan bicara tidak berani ditatapnya karena takut kebohongannya ketahuan. Masih berkaitan dengan mata, hal lain yang bisa kita amati untuk mendeteksi ketidakjujuran seseorang adalah kedipan matanya. Kedipan orang yang berbohong cenderung bertambah cepat karena dia sedang menyembunyikan kegugupannya. Gerakan mengalihkan pandangan mata ini juga biasa diikuti dengan gerakan memalingkan atau menyembunyikan wajah.

2.    Menutup mulut. Saat berbohong, otak bawah sadar menyuruh tangan untuk segera menutup mulut. Gerakan ini serupa dengan spontanitas kita saat tertawa terbahak-bahak, lalu mendadak menutup mulut kita, seolah ingin menghentikan tawa yang berlebihan. Namun kadang juga, gerakan ini tersamar dengan gerakan lain. Seperti pura-pura terbatuk, menyentuh hidung, atau gerakan-gerakan lain yang menyerupainya.

3.    Menggaruk leher. Saat berbohong beberapa saraf di tubuh kita akan bereaksi. Kedipan mata di atas adalah contoh reaksi saraf-saraf di sekitar mata. Saraf lain yang bereaksi adalah saraf di daerah leher. Imbasnya, orang yang sedang berbohong biasa menggaruk lehernya dengan satu atau dua jari.  

4.    Perubahan Nada Suara. Beberapa orang menjadi gugup saat berbohong, sehingga terjadi perubahan pada nada bicaranya. Perubahan intonasi ini biasa diikuti dengan suara yang terdengar kurang jelas, sehingga lawan bicara perlu mengulang kata-kata pembicara untuk konfirmasi. Memang intonasi ini bukan bagian dari bahasa tubuh namun sedikit banyak juga bisa dijadikan salah satu alat menilai kejujuran seseorang.

Masih ada beberapa bahasa tubuh lain yang bisa digunakan untuk mendeteksi kebohongan. Namun pada umumnya bahasa-bahasa tubuh itu cukup eksplisit atau orang yang berbohong tidak bisa menyembunyikan kegugupan karena kebohongannya. Misalnya: Bibir gemetar, perkataan yang diiringi senyum yang dibuat-buat, sikap atau gerakan tangan menjadi tidak teratur, dan wajah kelihatan pucat. Atau bisa juga orang yang sedang berbohong berusaha terlihat wajar, namun malah kelihatan terlalu wajar. Seperti misalnya wajah yang datar tanpa ekspresi, atau badan terlihat kaku.

Demikian beberapa contoh bahasa non-verbal yang bisa menjadi indikator seseorang sedang berkata jujur atau tidak jujur. Namun agar kita tidak keliru menafsirkan, beberapa contoh bahasa tubuh itu harus diselaraskan satu sama lain. Jika beberapa kombinasi gerakan itu cocok, bisa jadi orang di depan kita  sedang berbohong. Tapi bisa jadi juga dia hanya melakukan gerakan spontan saja.

Reaksi selanjutnya terserah kepada kita sebagai lawan bicara. Jika orang terdekat kita sudah menunjukkan indikasi perkataan yang tidak jujur, kita bisa mencecarnya dengan pertanyaan selanjutnya untuk mengorek informasi lebih jauh. Atau bisa jadi kita membiarkan dia  merasa kita mempercayai ucapannya sambil diam-diam menyelidiki apa sebenarnya yang sedang disembunyikan. (PG)



Ilustrasi gambar dari pixabay.com 

Pertama kali tayang di Kompasiana   




No comments

Powered by Blogger.