Header Ads

Tips Menabung di Era Konsumtif




Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia. Potensi pasar yang besar ini membuat banyak produsen yang melirik Indonesia sebagai tempat menjajakan produk-produknya.

Gayung pun bersambut. Seiring pertumbuhan masyarakat kelas menengah, tingkat konsumsi masyarakat juga meningkat. Kita lihat, paling tidak selama empat tahun terakhir ini, sektor konsumsi ikut menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi negara. Namun kemudian derasnya arus promosi dan penjualan yang menyerbu masyarakat ini memunculkan “bahaya” lain yaitu gaya hidup konsumtif.

Sebenarnya sah-sah saja menghabiskan uang untuk berbelanja berbagai produk yang kita sukai, toh uang yang dipakai juga hasil kerja keras kita sendiri. Namun kita juga tidak boleh lalai merencanakan keuangan untuk mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan pada masa yang akan datang. Salah satu caranya adalah menyisihkan sebagian pendapatan untuk investasi atau tabungan.

Dalam kehidupan, kita pasti memiliki sejumlah rencana yang memiliki konsekuensi kepada keadaan keuangan kita. Seperti misalnya mempersiapkan pendidikan anak-anak, pembelian inventaris rumah, membangun modal usaha, jalan-jalan ke luar negeri dan rencana lainnya. Jika tidak disiapkan dananya sejak awal, rencana-rencana ini akan mengganggu arus kas kita jika waktunya tiba. Selain berguna untuk menjaga daya beli pada masa yang akan datang, tabungan yang ditempatkan pada instrumen yang tepat juga berguna agar aset kita tidak tergerus inflasi begitu saja.

Namun tidak mudah menabung di era konsumtif seperti sekarang ini. Apalagi para produsen juga telah menggelar dagangannya sampai ke sosial media kita.  Jika tidak bijak mengelola pendapatan, selalu ada godaan untuk membelanjakan uang kita habis-habisan. Oleh karena itu dibutuhkan kiat-kiat khusus agar kita tetap bisa menyisihkan pendapatan ke dalam tabungan.

Membuat Rencana Arus Kas (dan mematuhinya)
Salah satu kata kunci dalam pengelolaan keuangan adalah perencanaan. Pos-pos tabungan hanya bisa terisi jika kita mampu menyisihkan pendapatan kita di awal sebelum menghabiskannya untuk belanja atau keperluan yang lain. Untuk itu, kita harus bisa merencanakan alokasi pendapatan kita secara seksama sebelum transaksi-transaksi lainnya berjalan.  
Hitung berapa alokasi pendapatan yang akan digunakan untuk tabungan, belanja kebutuhan sehari-hari, transportasi, biaya pendidikan, biaya rutin dan pengeluaran lainnya. Dengan membuat rencana pengeluaran ini, sejak awal kita telah mengukur kekuatan keuangan dan menentukan strategi-strategi untuk menjaga tingkat pengeluaran.
Perhatikan daftar belanja kita. Periksalah berapa banyak item dari daftar rencana belanja tersebut yang merupakan kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal-hal yang memang kita perlukan untuk menunjang kehidupan kita. Sedangkan keinginan adalah hal-hal yang sebenarnya masih bisa kita tunda karena tidak mempengaruhi jalannya hidup kita jika tak terpenuhi.
Sedapat mungkin letakkan keinginan pada tempat paling bawah dari daftar tersebut agar keinginan baru akan direalisasikan setelah seluruh biaya kebutuhan terpenuhi. Atau jika ingin cara yang lebih ekstrim (misalnya kita butuh alokasi ekstra untuk tabungan) delete semua keinginan dari dalam daftar tersebut, dan alihkan alokasi biayanya untuk tabungan.
Nah, bagian yang paling penting dari perencanaan keuangan adalah eksekusinya. Sebaik apapun perencanaan yang dibuat tidak akan berguna jika tidak dipatuhi. Misalnya sudah dialokasikan untuk belanja pakaian sebesar Rp300.000 setiap bulannya, maka seperti itulah budget maksimal yang kita gunakan untuk berbelanja pakaian. Tidak boleh lebih, walaupun ada tawaran diskon gila-gilaan dari pedagang. Jika kita berbelanja lebih, maka sudah pasti kita akan menambal kekurangannya dari pos pengeluaran yang lain.
Jika kita sudah bisa memastikan realisasi arus kas berjalan sesuai perencanaan, maka sudah bisa dipastikan pos-pos tabungan kita pun terisi sesuai perencanaan.

Menyimpan Kelebihan Pendapatan/Dana
Kadang kita menerima kelebihan pendapatan seperti misalnya bonus, lembur, insentif, hadiah dan lain-lain. Pada rencana arus kas, pendapatan seperti ini disebut pendapatan lain-lain. Biasanya pendapatan lain-lain ini tidak ikut dianggarkan pada perencanaan karena agak sulit membuat prediksinya.
Pada saat arus kas berjalan dan kita menerima kelebihan pendapatan, kita memiliki dua pilihan. Menggunakannya sebagai sumber dana untuk belanja tambahan atau memasukkannya ke dalam pos tabungan.
Jika kita ingin memprioritaskan tabungan, maka sebaiknya kita memilih alternatif kedua. Nasihat ini juga berlaku jika kita memiliki kelebihan dana setelah membatasi belanja-belanja kita.

Berhemat
Tips lain untuk menambah alokasi pendapatan ke dalam tabungan adalah mengefisienkan belanja atau pengeluaran dengan cara berhemat. Jika kelihatannya sulit, kita bisa mulai dengan mengurangi pengeluaran untuk kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik. Seperti misalnya merokok, minum alkohol, judi dan lain-lain. Selain baik untuk keuangan, dampaknya juga baik untuk kehidupan kita.
Pengeluaran-pengeluaran lain yang juga bisa diefisienkan adalah gaya hidup. Misalnya: Mengurangi hobi yang membutuhkan biaya besar, mengurangi jadwal kunjungan ke salon, membawa makanan dari rumah ke tempat kerja, memilih paket data yang lebih ekonomis dan tips-tips lain sesuai kondisi kita masing-masing. Penghematan juga bisa dilakukan dengan cara menanam sayur di pekarangan, memelihara ternak, memanfaatkan kembali barang bekas yang masih bisa digunakan atau tidak menggunakan kendaraan untuk tujuan yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki 5-10 menit.    
Nah, dana yang dihasilkan dari penghematan ini pun bisa digunakan untuk menambah pos tabungan kita.

Pos-pos Tabungan
Untuk membantu kita merancang tabungan, sejak awal kita harus mengarahkan pos tabungan sesuai rencana kita masing-masing. Dalam hal ini setiap orang dapat memiliki rencana yang berbeda-beda yang menentukan jenis tabungan maupun jangka waktu tabungan yang dipilih. Misalnya tabungan untuk pendidikan, tabungan untuk rekreasi/ziarah, tabungan naik haji, tabungan hari raya, tabungan untuk persiapan keadaan darurat, tabungan pensiun dan lain-lain.
Kemudian untuk memilih produk tabungan kita harus memperhatikan beberapa hal seperti misalnya karakteristik produk serta institusi keuangan yang menawarkan jasa produknya. Misalnya terkait dengan jangka waktu, semakin lama waktu kita mengendapkan tabungan kita, pada umumnya imbas hasil yang diberikan juga lebih tinggi. Perhatikan pula besaran biaya administrasi yang diberikan, serta insentif-insentif bagi penabung. Namun tentu setiap lembaga keuangan baik perbankan, koperasi, asuransi dan lembaga keuangan lain memiliki kebijakan yang berbeda terhadap produk tabungan/investasi yang mereka tawarkan.
Perhatikan pula hal kesehatan usaha serta manajemen resiko dari lembaga keuangan yang kita pilih. Untuk perbankan misalnya, tabungan customer-nya dilindungi oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Untuk bahan pertimbangan memilih bank, kita dapat mencari referensi dari lembaga-lembaga pemberi peringkat perbankan untuk mengecek bank-bank mana saja yang memiliki kinerja bagus.

Kesimpulan

Apapun nasihat keuangannya, pengelolaan pendapatan sepenuhnya adalah hak kita sebagai pemilik pendapatan tersebut. Yang tidak boleh kita lupakan adalah keputusan-keputusan keuangan yang kita ambil hari ini baru akan terasa dampaknya pada masa yang akan datang. Sama seperti keadaan keuangan kita hari ini adalah hasil dari keputusan kita pada masa lalu. (PG)

-------

Pertama kali ditayangkan di blog kompasiana.com
Ilustrasi gambar www.dailyfinance.com/getty images

No comments

Powered by Blogger.