Kiat Menjaga Kebugaran di Daerah Dingin
Beberapa waktu yang lalu kami mengadakan perencanaan usaha tahunan di Malino, kota kecil di Kabupaten Gowa, sekitar 90 Km jauhnya dari Makassar. Kami sengaja memilih lokasi yang jauh dari hiruk pikuk metropolitan ini untuk mengisolir diri agar mampu berpikir lebih jernih.
Kota Malino cukup asri dipagari pepohonan pinus. Letaknya berada
kurang lebih 1.500 meter di atas permukaan laut sehingga temperatur udara
disana begitu sejuk bahkan kadang dingin menggigit.
Setelah kegiatan kami berlangsung tiga hari beberapa kawan berjatuhan.
Jatuh sakit maksudnya. Mulai dari yang sakit ringan seperti sakit kepala, masuk
angin, sampai yang rada serius seperti sakit muntaber. Untunglah panitia sudah
siap dengan beberapa obat untuk pertolongan pertama. Untuk kawan-kawan yang
sakitnya lebih parah, mereka siap sedia membawa ke puskesmas terdekat. Akhirnya
beberapa kawan yang kesehatannya terganggu, tidak bisa mengikuti kegiatan
secara maksimal.
Syukurlah saya cukup fit dan mampu mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan dengan baik. Sebenarnya ada beberapa kiat sederhana yang
bisa dilakukan untuk membantu menjaga kondisi kita saat tubuh beradaptasi dari
daerah hangat atau panas ke daerah yang lebih dingin temperaturnya. Izinkan
saya berbagi dengan rekan pembaca sekalian.
Membawa
Perlengkapan yang Cukup
Bawalah pakaian dan perlengkapan pendukung yang sesuai untuk
aktivitas di daerah dingin. Misalnya baju hangat atau jaket, topi (lebih bagus
berbahan wol), kaos kaki tebal dan syal untuk melindungi leher. Jika jaket yang
dibawa ternyata tipis dan udara dingin masih bisa menembus kulit, bisa
diantisipasi dengan memakai pakaian rangkap. Jangan lupa pula membawa obat-obatan
untuk menghalau udara dingin dari tubuh seperti minyak angin dan balsem. Beberap
orang juga suka membawa serta makanan atau minuman penghangat badan, seperti
mie instan atau sari jahe. Ini cocok dikonsumsi saat dibutuhkan. Saya sendiri sering
membawa permen jahe, karena organ tubuh yang duluan sensitif bila sudah berada
di daerah dingin adalah tenggorokan. Kalau sudah muncul indikasi tenggorokan
kering, permen jahe bisa sangat membantu. Kelihatannya tips-tips ini sederhana,
namun seringkali diabaikan atau dianggap remeh. Padahal kalau dipersiapkan
dengan baik perlengkapan-perlengkapan ini sangat membantu kita menyesuaikan
diri.
Menjaga
Makanan yang Dikonsumsi
Saat mengalami perubahan iklim atau tempat tinggal, biasa
tubuh kita membutuhkan adaptasi. Adaptasi terhadap cuaca, suhu, kadar oksigen
dan hal-hal lainnya sampai adaptasi makanan. Akibatnya kita pun mesti
memperhatikan makanan yang dikonsumsi saat sudah berada di daerah dingin. Misalnya
orang yang selama ini tidak doyan sambal atau orang yang memiliki lambung
sensitif, jadi mendadak doyan sama sambal karena memang di daerah dingin itu
makan jadi tambah nikmat dengan sambal. Sensasi pedas pun berkurang di daerah
berudara dingin. Akibatnya jika sudah kebablasan lambung bisa jadi bermasalah.
Demikian pula berlaku untuk makanan yang terlalu asam atau terlalu manis. Suhu
dingin membuat kita lebih cenderung lapar dibanding biasanya, jadi mesti
hati-hati dengan selera makan kita.
Tetap
Berolahraga
Nah, yang satu ini wajib hukumnya. Kalau memang kunjungan
kita untuk rekreasi, outbond atau
kegiatan yang membutuhkan aktivitas fisik lainnya mungkin tidak akan jadi
masalah. Tapi bila yang dilakukan adalah aktivitas yang lebih banyak
membutuhkan pemikiran seperti pelatihan, seminar atau lokakarya berhari-hari
seperti yang barusan kami lakukan, maka kita mesti menyediakan waktu untuk
berolahraga. Duduk berjam-jam apalagi di daerah dingin membuat peredaran darah
menjadi kurang lancar, sehingga tubuh kita berkurang kebugarannya. Jadi Jangan
terbawa suasana dingin yang membuat kita lebih suka berlama-lama di atas tempat
tidur. Carilah waktu yang sedikit longgar untuk mengolah raga anda, misalnya di
pagi hari setelah bangun tidur, lalu mulailah berolahraga. Yang tidak terbiasa
bisa memulai dengan gerakan-gerakan kecil seperti stretching secukupnya sampai
tubuh kita lebih siap untuk aktivitas yang lebih berat, seperti misalnya
berlari kecil. Tidak perlu terlalu lama, 15-20 menit sudah cukup. Yang penting olahraga
ini rutin dilakukan. (PG)
Ilustrasi gambar oleh Dmitriy Gutarev dari pixabay.com
Pertama kali tayang di kompasiana.com
Post a Comment