Plus Minus Meminjam Uang di Teman Sendiri
Beruntunglah
mereka yang memiliki banyak teman.
Teman adalah tempat meminta pertolongan pertama saat terjadi masalah, baik masalah pribadi, karir, keluarga sampai masalah keuangan. Oleh karena itu budaya pinjam meminjam uang di antara teman seringkali kita temui, baik dalam jumlah kecil maupun besar dan dalam jangka waktu singkat maupun panjang.
Memberi pinjaman kepada teman, atau meminta pinjaman dari
teman tidak akan menjadi masalah selama kedua pihak dapat saling menjaga
kepercayaan. Bahkan dalam arti tertentu, pinjam meminjam ini jadi semacam tanda
akrabnya relasi antara dua sahabat tersebut. Tidak mungkin memberi pinjaman
uang kepada orang yang tidak dikenal baik, bukan?
Namun pinjam-meminjam ini bisa juga berujung pada masalah besar
jika tidak berhati-hati. Jika ini yang terjadi, persahabatan pun menjadi
taruhannya.
Kita lihat dulu plus minus meminjam uang atau meminjamkan
uang kepada teman sendiri.
Proses
pencairan pinjaman mudah dan cepat. Betul kan? Ini dia salah
satu enaknya meminjam uang di teman
sendiri. Tidak banyak wawancara kredit dan tidak ada berkas dan analisis kredit
yang dibutuhkan seperti kalau meminjam uang di lembaga pemberi pinjaman. Yang
penting teman punya dana tersedia yang sesuai dengan kebutuhan kita, pinjaman
bisa langsung cair dengan mudah. Tidak dibutuhkan juga jaminan tambahan,
kecuali teman pemberi pinjaman memintanya dan disepakati oleh penerima pinjaman.
Selain itu pinjaman juga bebas provisi dan bunga pinjaman. Mungkin juga ada
segelintir orang yang membebankan bunga pinjaman dengan pertimbangan tertentu.
Tapi pada umumnya pinjaman di teman sendiri bebas bunga.
Tidak
ada debt collector.
Karena yang meminjam uang adalah sahabat sendiri, maka untuk menagihnya tidak perlu
pakai tukang tagih atau debt collector
yang seringkali sangat mengganggu kenyamanan hidup itu. Menagihnya bisa lewat chat seperti biasa, bahkan bisa sambil ketemuan
di coffee shop atau tempat nongkrong
favorit lainnya. Selain itu, teman juga masih bisa meminta toleransi waktu jika
sedikit terlambat, entah karena lupa atau memang uang pembayarannya belum ada.
Sedangkan minusnya antara lain,
Jadi sungkan
sama teman. Ini pada umumnya terjadi jika sudah terjadi
keterlambatan pembayaran dalam jangka waktu lama. Pertemuan antar sahabat
akhirnya tidak bisa secair dulu lagi saat keduanya belum terikat utang piutang.
Teman yang berutang merasa bersalah, sebaliknya, teman yang berpiutang merasa
tidak enak bila harus menagih terus-terusan. Mau ngotot menagih, teman sendiri. Tidak menagih, uangnya sudah harus
digunakan untuk kebutuhan yang lain lagi. Dilematis!
Persahabatan
bisa berantakan. Nah, ini kemungkinan terburuk yang bisa
terjadi, jika utang piuang tidak bisa diselesaikan dengan baik. Yang punya uang
marah karena merasa temannya ingkar janji, sementara teman yang meminjam terus-terusan
menghindar atau merasa temannya tidak punya pengertian. Yang manapun alasannya,
tidak ada yang baik buat keberlanjutan sebuah persahabatan. Setelah konflik
seperti ini, sekalipun pada akhirnya utang tersebut bisa dibayar kembali, relasi
kedua orang ini tidak akan sama lagi. Level persahabatan bisa turun drastis, atau
malah bisa jadi musuh.
Untuk menghindari masalah-masalah di atas, sebenarnya ada
beberapa langkah antisipasi yang bisa dilakukan.
Membuat
kesepakatan dengan Jelas. Tidak perlu lewat notaris segala, tetapi
kesepakatan yang dibuat jelas ini berguna untuk mengikat keduanya. Hal-hal yang
perlu disepakati, misalnya jatuh tempo atau pembayaran terakhir pinjaman, jika
harus dicicil berapa jumlah cicilan setiap kali membayar dan kesepakatan
lainnya. Si pemberi pinjaman jangan sungkan mengatakan kapan dana pinjaman
tersebut akan dibutuhkan agar teman yang meminjam juga bisa mengatur
pembayarannya. Bahkan jika perlu disepakati juga, langkah apa yang akan
ditempuh jika terjadi wanprestasi. Jika keduanya telah berteman dengan baik,
semestinya tidak ada masalah dengan membuat kesepakatan seperti ini.
Jangan
menghindar jika ada masalah. Ini terutama untuk teman yang meminjam.
Kadang ada saja masalah yang membuat orang tidak bisa membayar pinjaman tepat
waktu. Misalnya ada kebutuhan lain yang lebih mendesak, atau dana dari luar
terlambat sampai ke rekening dan sebagainya. Namun jika ini terjadi,
sampaikanlah secara jujur kepada teman pemberi pinjaman agar dia tetap
menghargai dan memberi kepercayaan. Bahkan jika perlu dan memungkinkan, sertakan
pula bukti-bukti pendukung.
Sebaiknya
meminjam dalam jumlah kecil. Untuk pinjaman di teman, sebaiknya
jangan dalam jumlah besar apalagi dalam waktu yang panjang. Pinjaman dalam
jumlah besar dan dalam waktu yang panjang lebih sesuai untuk pinjaman di
lembaga pemberi pinjaman karena mereka telah bermitra dengan pihak ketiga untuk
proteksi pinjaman tersebut. Jadi jika terjadi apa-apa pada debitur, resiko akan
dibebankan kepada pihak ketiga. Beda halnya dengan meminjam pada teman sendiri.
Oleh karena itu sebaiknya jangan meminjam dalam jumlah besar, apalagi jangka
waktu pembayarannya panjang. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok
atau lusa. Jangan sampai teman yang sudah berniat baik, malah menanggung resiko
pinjaman kita.
Bagaimanapun juga, persahabatan itu lebih penting dari
sekadar utang piutang. Namun uang itu masalah sensitif dan jika sudah
menyangkut uang, siapapun bisa berubah dalam sekejap mata. Oleh karena itu,
sekalipun sifatnya tidak formal, pinjaman pada teman sendiri pun harus disikapi
dengan serius dan bijaksana. (PG)
Post a Comment