Kunci Optimasi Akun Instagram: It's Not About Me
Instagram (IG) telah menjadi salah satu aplikasi media sosial yang digandrungi masyarakat. Dilansir dari statista.com per April 2020 pengguna IG mencapai lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia. Indonesia menempati peringkat ke-empat dengan jumlah pengguna 64 juta orang, di bawah Amerika Serikat, India dan Brazil.
Awalnya IG
hanyalah platform berbagi yang populer di kalangan para seniman dan fotografer
untuk memajang kreasi mereka. Tapi seiring dengan penggunaannya yang semakin
luas, IG menjadi salah satu platform yang digunakan untuk tujuan komersial baik
oleh perusahaan, pebisnis, para influencer sampai organisasi non-profit.
Untuk
mengoptimasikan IG kita perlu mengenal bagaimana algoritma IG bekerja. Pada
tanggal 20 Mei yang lalu, Kompasiana menggelar live instagram yang menghadirkan Luthfi Kurniawan, Social Media Superintendent KG Media,
sebagai narasumber dan Apriansah, Social
Media Specialist Kompasiana sebagai host.
Live stream perdana program “Teman
Ngobrol” ini bertajuk: Yuk, Kenalan Sama Algoritma Instagram.
Saya jadi salah
satu pemirsa program live instagram ini
hingga tuntas. Materi bincang-bincang tersebut cukup menambah wawasan terutama
bagi mereka yang masih awam dengan algoritma IG.
Pada bagian
awal program, Mas Luthfi memberi informasi mengenai bagaimana IG melakukan tracking terhadap akun IG seseorang. Ada
beberapa variabel yang menentukan bagaimana algoritma IG bekerja, antara lain:
konten apa yang biasa ditayangkan, bagaimana engagement dengan following
dan follower, akun apa aja yang
diikuti dan konten apa saja yang sering di-like
atau di-save. Dengan mempelajari kebiasaan
pengguna ini, IG akan lebih sering menampilkan konten yang relevan dengan
kebutuhan pengguna, mulai dari konten di beranda, konten yang muncul saat
pengguna masuk pada menu pencarian, sampai ads
(iklan) yang paling sesuai.
Oleh karena
itu, pengalaman berselancar setiap pengguna di beranda IG akan sangat berbeda
satu sama lain. Jika selama ini anda memiliki ketertarikan pada dunia wisata,
saat membuka beranda atau membuka kolom pencarian, konten yang mungkin sering
muncul adalah konten-konten terkait dengan dunia wisata, seperti gambar
pemandangan alam, gambar lokasi wisata populer dan sejenisnya. Untuk pengguna
yang selama ini memiliki ketertarikan pada bidang kuliner, konten yang bakalan sering
muncul adalah konten tentang dunia masak memasak, restoran-restoran populer,
chef-chef yang terkenal dan sejenisnya.
Begitu pula
dengan ketertarikan atau minat pada bidang yang lain seperti seni, fotografi,
teknologi, otomotif dan lain-lain.
Nah, sudah mulai melihat arah dari judul
artikel ini?
Ya, karena
algoritma IG membuat pengguna cenderung menemukan konten yang relevan
berdasarkan karakter atau kebiasaannya, maka kunci dari optimasi akun IG adalah
berilah para follower konten apa yang
mereka cari (baca: butuhkan).
Jadi jika ingin
mendapatkan engagement (tayangan yang
mendapat likes dan komentar) yang
tinggi dari follower, konten yang anda
produksi harus “nyambung” dengan apa yang mereka butuhkan, bukan konten
“suka-suka”. Dengan demikian, konten-konten anda akan lebih mudah tampil pada
halaman beranda mereka. Kecuali jika akun IG anda memang hanya sekadar jadi
galeri kedua dengan memajang foto-foto yang suatu saat akan anda hapus dari
gawai biar tidak bikin penuh memori.
Jika akun IG punya
engagement ratio yang bagus, maka
semakin mudah pula untuk memonetisasi akun IG tersebut. Nah, jika anda sudah
mengarah ke monetisasi atau ingin menjadikan kinerja akun IG anda lebih powerful, maka anda harus semakin aware dengan konsep akun IG anda.
Akun IG anda mestinya
sudah lebih konsisten dengan tema. Jika anda ingin fokus pada tema interior design, ya sedapat mungkin
konten anda harus banyak berbicara tentang interior
design secara konsisten. Jangan sampai anda ingin mengangkat tema interior design tapi ternyata sebagian
besar galeri IG anda isinya foto selfie,
foto makanan minuman dan foto-foto yang tidak ada sama sekali hubungannya
dengan interior design. Algoritma IG
akan menjadi bias dan bisa salah membaca tema IG anda.
Semakin
konsisten konten yang dihasilkan, semakin tinggi peluang konten anda meraih engagement dari pengguna yang
membutuhkan konten tersebut.
Selain
konsistensi tema, Mas Luthfi juga menyampaikan hal lain yang bisa membantu
meningkatkan engagement akun IG kita.
Untuk frekuensi
penayangan konten, usahakan posting
sehari sekali pada jam-jam tertentu di saat banyak follower sedang aktif berselancar di IG. Manajemen waktu posting ini semakin mudah dilakukan jika
akun IG sudah diatur menjadi akun bisnis. Dengan akun bisnis kita lebih mudah
memantau aktivitas follower (audience) seperti dari mana saja mereka berasal,
berapa rentang usia mereka, kapan waktu-waktu mereka menghabiskan waktu di IG sampai
bagaimana performa konten yang kita tayangkan.
Kiat lain untuk
meningkatkan engagement adalah biasakan
memberi komentar pada tayangan akun following,
terutama pada konten-konten yang setema dengan konten anda. Selain jadi cara untuk
lebih akrab dengan algoritma IG, kebiasaan ini dapat membuat akun tersebut
“ngeh” dengan kehadiran anda, syukur-syukur jika ada yang memberi balasan
komentar. Ini bisa menaikkan engagement
akun anda.
Sedapat mungkin
komentar yang diberikan itu benar-benar kontekstual dan membangun relasi, bukan
sekadar basa-basi seperti misalnya “Jadi ngiler”, “Keren”, “Fotonya bagus”, “Nice pict” dan sejenisnya. Bandingkan
dengan komentar seperti ini misalnya, “Wah, sudut pengambilan gambar sawahnya
pas banget. Jadi ikut adeeem melihatnya.” Atau seperti ini, “Bakso plus potongan
ubi goreng, menarik idenya. Boleh dicoba, nih.” Terasa kan, beda komentar yang
sekadar basa-basi dan yang menunjukkan ketertarikan kita?
Kemudian, jika
ada yang memberi komentar pada konten anda, sesegera mungkin membalas komentarnya.
Ini cara menghargai mereka yang sudah berkenan singgah dan berkomentar di galeri
anda.
Kiat-kiat di
atas (menayangkan konten secara teratur dan konsisten) sudah saya praktikkan.
Hasilnya? Ada peningkatan pada engagement
khususnya selama sebulan terakhir ini.
Galeri IG saya
bertema foto landscape dan puisi
gambar (silakan menemukan tayangan dengan tagar #puisigambar di IG). Setelah
menayangkan konten secara teratur sehari sekali, ada peningkatan jumlah likes. Pada konten puisi gambar, dulu
satu konten hanya menerima rata-rata 30 likes.
Selama sebulan terakhir ini bisa mencapai rata-rata 50 likes, bahkan lebih. Itu pun kadang-kadang masih ada jeda satu dua
hari sebelum penayangan konten berikut. Kemudian, saya juga belum terlalu
“patuh” pada manajemen jam posting.
Jika kedua hal
tersebut bisa dikelola lebih baik lagi, tidak menutup kemungkinan engagement juga bisa lebih tinggi.
Jadi kesimpulannya,
untuk optimasi akun IG, kita harus ingat pada kaidah: It’s not about me, but it’s about
the audience. Bukan sekadar keinginan kita untuk posting “suka-suka” tapi kita mengambil posisi audiens, apa yang
mereka butuhkan dan bermanfaat bagi mereka dari konten yang kita tayangkan.
Jangan lupa membangun tema dan menjaga konsistensi kita.
Semoga bermanfaat
(PG)
pertama kali tayang di kompasiana.com
Ilustrasi gambar dari tekno.kompas.com
Post a Comment