Ada Tugas Tambahan dari Bos? 3D Dulu!
Dalam dunia kerja, kadang kita tiba-tiba diserahi tugas tambahan oleh atasan. Tugas tambahan tersebut bisa saja terkait dengan jobdes kita, bisa juga tidak sama sekali. Tidak semua orang bisa menerima begitu saja tugas yang berada di luar tugas rutin mereka.
Namun sebagian orang menerimanya dengan sigap. Memang,
menerima tugas tambahan bisa jadi sebuah kesempatan untuk menunjukkan kemampuan
kita menangani pekerjaan. Jika berhasil, credit
kita meningkat di mata bos atau pimpinan kita.
Namun ada baiknya sebelum menerima tugas tambahan tersebut
kita mengukur kekuatan kerja kita terlebih dahulu. Menghitung seberapa sanggup
kita mengejar penyelesaian tugas tambahan sembari menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan utama dapat membantu kita sebagai person maupun sebagai
bagian dari tim kerja.
Ada kiat sederhana bertajuk “Manajemen 3D” untuk membantu kita berpikir pada saat
diserahi tugas tambahan. Kiat ini saya kutip dari tulisan Rhenald Kasali dalam
bukunya Self Driving. 3D adalah kepanjangan dari Do It, Delegate It or Dump It!. Kita
cek satu per satu.
Do It
Jika anda merasa mampu menangani pekerjaan tambahan tersebut
secara mandiri, mengapa tidak? Ambil kesempatannya dan segera kerjakan agar
tidak ada pekerjaan yang terbengkalai. Jangan lupa perhatikan irama kerja dan deadline-deadline dari pekerjaan rutin anda
agar kualitas menyelesaikan kerja tambahan sama dengan mengerjakan pekerjaan
utama.
Delegate It
Nah, jika anda merasa tidak bisa mengerjakan tugas tambahan
itu sendiri, namun bisa diselesaikan bersama tim, bagilah volume kerja tersebut
kepada tim atau rekan kerja anda. Tentu saja pastikan juga pekerjaan utama
mereka tidak akan terganggu dengan kehadiran tugas tambahan tersebut. Oleh
karena itu, “D” yang kedua ini sesuai
jika anda memiliki wewenang lebih, misalnya pimpinana tim atau pimpinan divisi
yang juga diberi otoritas untuk berbagi pekerjaan tertentu.
Dump It
Jika anda tidak bisa melakukan kedua keputusan di atas dan
tidak punya cukup waktu untuk itu, jangan ragu untuk membuat argumen penolakan
kepada bos. Sampaikan secara santun bagaimana saat ini volume pekerjaan kita.
Sampaikan kemungkinan-kemungkinan besar yang akan terjadi jika anda harus
menerima pekerjaan tersebut. Pertama pekerjaan utama kita dan segala deadline-nya bisa jadi akan
terbengkalai, kedua pekerjaan tambahan tersebut tidak akan selesai tepat waktu.
Bila perlu sampaikan argumen didukung sedikit data untuk meyakinkan bos anda. Kalau
toh anda harus menerima tugas tersebut, bos telah siap dengan konsekuensinya.
Menerima beban kerja yang lebih besar memang adalah
kesempatan untuk mengembangkan kapasitas kita serta sarana “unjuk gigi” di
depan pimpinan. Namun jika waktu dan kemampuan kita tidak diperhitungkan dengan
bijaksana, tugas tambahan tersebut bisa berbalik jadi bumerang yang merugikan
kita. Bukannya berhasil, kita malah tertekan untuk menyelesaikan beban tersebut
sampai pada akhirnya tugas utama dan tugas tambahan terbengkalai keduanya. Ini
akan membawa masalah bagi kinerja kita secara personal maupun sebagai bagian
dari tim kerja yang lebih besar.
Mantaap :))
ReplyDelete(h)
ReplyDelete