Tips Mengurangi Kebiasaan Menunda Pekerjaan
Banyak orang yang tergolong dalam kaum “suka menunda
pekerjaan”. Saya juga kadang-kadang dihinggapi “penyakit” yang satu ini.
Padahal kita sama-sama tahu, penundaan demi penundaan seringkali jadi awal dari
kekacauan manajemen pekerjaan baik di lingkungan kerja, di rumah atau di
lingkungan kita yang lain.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, penyebab “suka
menunda” ini bermacam-macam.
Bisa jadi karena terlalu banyak berpikir sebelum bekerja. Akhirnya
energi terkuras untuk berpikir dan tidak ada lagi yang tersisa untuk memulai
pekerjaan, tertunda-lah pekerjaan kita. Kemudian manajemen waktu yang kurang
baik, sehingga pada satu waktu kita memiliki banyak waktu luang dan pada lain
waktu kita keteteran karena banyak tugas yang harus diselesaikan dalam waktu
hampir bersamaan. Akibatnya kita harus memilih salah satu tugas dengan menunda
tugas yang lain.
Penyebab lainnya adalah keengganan untuk memulai pekerjaan
karena malas, tidak suka dengan pekerjaan yang akan dilakukan, takut gagal atau
takut mengacaukan pekerjaan itu.
Nah, setelah mengenali penyebab penundaan tersebut, mari
kita lihat bagaimana tips-tips mengurangi kebiasaan ini.
Memulai
Ya, cara paling pertama mengurangi kebiasaan menunda adalah
dengan memulai kebiasaan baru, yaitu langsung memulai. Buatlah action atau tindak lanjut segera begitu
mendapat tugas baru. Segeralah menghubungi seseorang jika anda merasa dia adalah
klien potensial, segera membuat janji ketemu jika klien merespon, segera
selesaikan berkas-berkas pekerjaan anda sebelum jadi tumpukan yang sulit anda
sentuh, segera kunjungi kolega atau kerabat saat memiliki waktu, segera bangun
dari tempat tidur begitu weker berbunyi. Pokoknya, hindari sebisa mungkin
alasan untuk menunda pekerjaan.
Membuat Perencanaan
Seringkali keengganan memulai pekerjaan juga disebabkan cara
pandang kita terhadap pekerjaan tersebut. Seringkali pekerjaan dipandang sebagai
sebuah tugas mahaberat yang sulit dan membutuhkan waktu panjang. Padahal pada
dasarnya semua pekerjaan memang akan terasa berat jika kita tidak memiliki
perencanaan yang baik untuk mengelolanya. Bagilah tugas besar itu menjadi
tugas-tugas yang lebih kecil dan buatlah deadline,
kapan tugas-tugas kecil tersebut harus diselesaikan. Jika bekerja dalam tim,
anda bisa memanfaatkan teman-teman yang lain untuk bersama-sama menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
Misalnya untuk membuat proyeksi arus kas setahun ke depan,
anda bisa memulai dengan mengamati trend
arus kas tahun berjalan, kemudian membuat rencana belanja, target penjualan,
menghitung penyusutan aktiva dan seterusnya. Melihat trend arus kas tahun berjalan pun pun bisa dibagi-bagi lagi menjadi
tugas yang lebih kecil, seperti mengamati pendapatan dan biaya setiap bulan,
melihat kapan bulan-bulan terjadinya lonjakan pembelian dan seterusnya.
Selesaikan setiap tugas yang lebih kecil secara tepat waktu.
Jika memungkinkan bagilah tugas tersebut atau beri delegasi kepada tim kerja anda
dan lihatlah, tanpa sadar tugas besar tadi perlahan-lahan akan terselesaikan.
Membuat Reminder
Tips berikut ini sangat membantu kelancaran tips-tips
sebelumnya. Saya pun selalu menggunakan tips ini. Buatlah reminder sebanyak mungkin untuk membantu anda (terutama yang
memiliki komplikasi penyakit “suka menunda” dan “suka lupa”) mengatur
tugas-tugas anda. Catatlah semua janji, rencana kerja baik yang rutin maupun
tidak rutin, rencana keluarga dan semua rencana lain yang membutuhkan perhatian
anda. Gunakan media yang akrab dengan anda. Handphone,
komputer, kalender meja, sticky note,
buku agenda kerja dan media apapun yang memungkinkah anda mengingat semua
rencana pekerjaan dengan mudah.
Untuk tugas-tugas khusus pasanglah alarm, timer atau reminder lainnya yang membantu anda
tidak melewatkan tugas tersebut. Pasang paling tidak sehari sebelumnya agar
masih ada waktu jika tugas tersebut membutuhkan persiapan khusus.
Sebagai contoh, untuk tugas-tugas kantor saya biasa membuat
agenda kerja mingguan lalu agenda mingguan ini di-breakdown lagi dalam agenda kerja harian agar bisa dipantau setiap
hari.
Untuk tugas tambahan atau tugas mendadak yang tidak bisa
langsung dicatat pada buku agenda, saya menggunakan HP untuk mencatatnya plus
melengkapi note tersebut dengan alarm khusus. Cara-cara ini membantu
mengingat dan memilah mana tugas yang harus segera dikerjakan dan mana tugas yang
bisa dikerjakan kemudian. Jadi sekalipun ada penundaan, rencana pekerjaan kita tidak
akan menjadi kacau balau.
Kemudian jika ada tugas yang terlewat dan masih memungkinkan
untuk mengejar deadline-nya, pasang kembali
pada reminder berikutnya.
Kerjakan yang Sulit
Dahulu
Nah, tips yang satu ini cocok untuk mereka yang suka menunda
karena enggan atau malas bekerja. Pada kesempatan pertama, segera lakukan
tugas-tugas yang paling anda jauhi atau yang paling sulit. Dengan demikian
pekerjaan selanjutnya tidak akan terlalu memberatkan lagi. Misalnya: Besok anda
harus berjumpa dengan klien anda yang paling cerewet dan menjengkelkan. Nah, pada
pagi hari saat energi dan fokus anda masih prima, mestinya klien inilah yang
pertama kali harus anda temui. Klien-klien lain bisa ditemui belakangan karena
relatif lebih mudah ditangani. Demikian pula untuk tugas atau pekerjaan yang lain.
Jangan Memulai
Sesuatu yang Tidak bisa Diselesaikan
Maksud dari tips ini adalah apabila anda memiliki
kesempatan untuk memilih proyek atau pekerjaan, pastikan yang anda pilih itu
sesuai dengan kapasitas dan kompetensi anda. Jangan sampai memaksakan diri
mengambil pekerjaan yang tidak bisa anda selesaikan hanya karena gengsi atau
tergoda insentif yang besar. Dengan bekerja sesuai kemampuan anda meminimalkan
resiko menunda-nunda pekerjaan yang ujung-ujungnya dapat merugikan diri
sendiri. (PG)---
ilustrasi gambar dari: citylabs.com
Post a Comment