Mata Anda Bisa Jadi Lie Detector
Suatu siang di
sebuah kafe, dua orang agen asuransi, Charlie dan Rosa sedang mempresentasikan
produk perusahaan mereka kepada Andrew, seorang eksekutif muda. Andrew mengikuti presentasi dengan serius, sesekali
mengangguk menanggapi penjelasan Charlie dan Rosa. Pada akhir presentasi,
diteguk terakhir kopinya, Andrew terlihat berpikir, menjauhkan badannya dari
meja sambil berpangku tangan. “Ok, menarik,” ujarnya. “Saya pertimbangkan dulu
ya penawaran kalian. Saya hubungi kembali dua hari lagi,” katanya lagi sambil
meraih kartu nama Charlie yang disodorkan kepadanya. Setelah itu Andrew pun
berpamitan lalu meninggalkankan kafe itu.
“Menurut lu
gimana?” tanya Rosa pada Charlie sambil menghabiskan sisa kopinya. “Prospeknya
bagus nggak?”
“Hmm, gue berani
taruhan goban deh. Dia nggak bakal telepon lagi,” sahut Charlie. “
__________________
Kebohongan adalah
penipuan yang paling sering terjadi di sekitar kita. Kita pun mungkin
seringkali melakukannya. Tujuannya beraneka ragam, bisa untuk menutupi sesuatu, untuk mengarahkan keyakinan
orang lain, untuk menyelamatkan diri atau menyelamatkan orang lain dan aneka
alasan lain. Apapun alasannya, kebohongan tetap merupakan salah satu manipulasi
atau penyangkalan kebenaran yang tidak bisa dibenarkan baik oleh norma hukum
maupun norma agama.
Oleh karena itu
berbagai metode pendeteksi kebohongan pun dikembangkan, termasuk penciptaan
alat-alat pendeteksi kebohongan (lie
detector) oleh para ilmuwan. Prinsip
kerja dari alat-alat ini adalah mendeteksi perubahan fisiologis seseorang yang
berbohong seperti tekanan darah, denyut jantung, gelombang saraf, keadaan
kulit, dan lain-lain. Anda yang suka menonton film-film spy hollywood mungkin pernah melihat alat-alat canggih tersebut. Memang
pada hakikatnya manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang mulia dan baik
adanya. Sehingga saat kita menyangkal kebenaran, pikiran bawah sadar kita
memberikan perlawanan melalui gejala-gejala fisiologis tadi termasuk melalui
bahasa tubuh kita. Namun tentu lain cerita pula apabila seseorang sudah
terlatih untuk memanipulasi gejala fisiologis tadi saat berbohong seperti agen
intelijen yang sering pula kita lihat pada film-film Spy Holywood.
Namun syukurlah orang-orang
seperti ini jumlahnya sedikit, jadi percaya saja mereka tidak akan anda temui
berseliweran di sekitar rumah anda. Kecuali anda memang seorang buronan
interpol. Hal ini membuat kita boleh berasumsi bahwa sebagian besar orang-orang
disekitar anda tidak dilatih untuk memanipulasi kondisi fisiologisnya maupun
psikologisnya saat berbohong. Dengan demikian kita memiliki peluang untuk
memperkirakan orang yang kita hadapi ini sedang berbohong atau tidak.
Sebagai makhluk
sosial tidak bisa dipungkiri lagi setiap hari kita bertemu dengan orang lain,
apakah orang yang sudah kita kenal atau belum kita kenal sama sekali. Mereka
berinteraksi dengan kita dengan sejumlah alasan, termasuk membohongi kita
dengan tujuan-tujuan tertentu. Namun dengan sedikit memahami perubahan
fisiologis dan bahasa tubuh yang terjadi pada lawan bicara, kita dapat membuat
asumsi awal mengenai kejujuran orang tersebut.
Untuk mencari tahu perubahan fisiologis mungkin agak sulit karena kita
butuh instrumen tambahan. Namun melihat perubahan bahasa tubuh, dapat dilakukan
dengan mudah sehingga secara praktis mata anda pun sebenarnya bisa jadi lie detector yang berguna.
Sekali lagi prinsip
dasarnya adalah saat berbohong terjadi ketidakselarasan bahasa non-verbal dan
bahasa verbal yang dikeluarkan. Hal ini terjadi karena orang yang berbohong
biasa cenderung lebih berkonsentrasi pada ucapannya sehingga tidak bisa
mengontrol bahasa tubuhnya sepenuhnya. Tanda-tanda yang umum misalnya
peningkatan frekuensi kedipan mata. Hal ini diakibatkan saraf mata bekerja
lebih cepat saat kita gugup karena menutupi ketidakjujuran kita. Masih
berhubungan dengan mata, beberapa orang memalingkan matanya atau melihat ke
arah lain saat berbohong. Mata adalah jendela jiwa, sehingga orang-orang
tersebut takut kebohongannya akan diketahui oleh lawan bicara saat melakukan
kontak mata.
Kadang-kadang tanpa
sadar kita juga akan menutup mulut saat berbohong. Sama seperti gerakan menutup
mulut ketika tertawa berlebihan. Hal ini
terjadi karena otak menyuruh kita menghentikan aktivitas yang kurang baik
tersebut. Kadang-kadang gerakan ini juga dengan diikuti deheman atau
batuk-batuk kecil. Dalam bentuk yang lebih halus, biasa gerakan menutup mulut
ini berubah menjadi gerakan menyentuh atau menggaruk hidung. Hanya ini perlu
dipastikan lagi, siapa tahu hidung lawan bicara kita sedang gatal. Gerakan
tangan lain yang biasa dilakukan saat seseorang sedang berbohong adalah
menggaruk leher sebelah kiri atau kanan.
Bukan karena gatal, tapi hal tersebut terjadi akibat respon saraf
disekitar leher saat berbohong.
Selain beberapa
respon tubuh tersebut, ada beberapa sinyal bahasa tubuh lain yang lebih
kasatmata saat seseorang berbohong kepada lawan bicaranya. Antara lain:
- - Wajah nampak menjadi pucat,
- - Gerakan bola mata menjadi liar
- - Lebih sering memainkan tangan
- - Menutupi kebohongan dengan senyuman yang dibuat-buat
- - Beberapa bagian tubuh misalnya tangan dan bahu gemetar.
Setelah mengetahui
sinyal tubuh orang yang berbohong ini, cobalah untuk membuat mata anda lebih
peka saat berbincang dengan orang lain. Amati semua perubahan bahasa tubuhnya, mulai dari ekspresi,
intonasi, sampai hal-hal yang sudah disebutkan di atas. Buatlah analisa untuk
mengetahui apakah bahasa tubuh orang yang berbicara di depan anda terjadi
secara wajar atau dia sedang menyembunyikan kejujuran dari anda.
Mengetahui bahwa
orang lain sedang berbohong memberikan manfaat bagi relasi anda dengannya. Anda
tidak perlu membuat vonis secara eksplisit kepadanya saat mengetahui dia
berbohong. Tetaplah menikmati percakapan tersebut. Aksi anda adalah bagaimana
menindaklanjuti percakapan tersebut.
Seperti contoh pada
ilustrasi di atas. Walaupun sepanjang presentasi produk Andrew mengangguk-angguk,
namun bisa jadi Charlie mengetahui bahwa sebenarnya Charlie tidak tertarik
dengan produk yang mereka tawarkan. Apalagi di akhir presentasi, dia menjauhkan
badan sambil berpangku tangan. Arti bahasa tubuh menjauhkan badan adalah tak
tertarik dengan pembicaraan yang terjadi dan berpangku tangan berarti mencoba menutup
diri. Walaupun demikian Charlie dan Rosa tetap melanjutkan interaksi mereka sebagaimana
mestinya. Mereka hanya menurunkan tingkat kemungkinan Andrew memberikan respon
lanjutan.
Bagaimana dengan anda sendiri? Saat mengetahui orang yang berbincang dengan anda berbohong silahkan putuskan apa yang anda lakukan selanjutnya. Apakah itu atasan, bawahan, kolega, tetangga anda atau mungkin pasangan anda. Selidiki kira-kira apa alasannya menutupi kebenaran, jadi jangan sampai logika yang anda gunakan untuk analisa oleh emosi sesaat. Setelah itu putuskan apa anda membiarkan waktu yang akan membuka kebenaran, atau anda yang harus membuka kebenaran tersebut. Namun apapun keputusan anda, pastikan hal itu untuk memperbaiki kualitas relasi anda dan orang-orang disekitar anda. (PG)
(Referensi: Membaca Pikiran Orang Lewat Bahasa Tubuh-Dianata Eka Putra)
Post a Comment