Kiat Menjadi Pemimpin Rapat yang Efektif
Seorang pemimpin rapat bertanggungjawab menyatukan pikiran para peserta rapat menjadi keputusan-keputusan terbaik. Tantangannya, setiap orang memiliki perbedaan dalam cara berpikir, cara pandang terhadap suatu masalah, cara mencapai tujuan dan cara memperjuangkan kepentingan. Oleh karena itu menjadi seorang pemimpin rapat itu susah-susah gampang.
Semakin strategis level sebuah
rapat, semakin strategis pula peran pemimpin rapat. Jika pemimpin rapat tidak bisa
menjalankan perannya dengan baik, maka rapat tersebut bisa menjadi tidak
efektif. Pembicaraan menjadi ngalor
ngidul dan bias, rapat bisa deadlock,
atau keputusan-keputusan yang diambil mengawang-awang, bahkan jauh dari solusi
yang diharapkan. Pada skala organisasi tertentu, rapat yang tidak efektif
berarti juga rapat tidak efisien karena ada sejumlah sumber daya yang
dihabiskan tanpa hasil yang sepadan.
Sebenarnya kiat-kiat sukses
memimpin rapat cukup mudah kita temukan jika kita rajin mencari referensi dari
media cetak/elektronik, buku dan internet. Berikut saya bagikan beberapa kiat
memimpin rapat agar rapat berjalan dengan berdasarkan pengalaman dan pengamatan
selama ini.
Persiapan
yang Baik
Gagal
mempersiapkan berarti mempersiapkan kegagalan. Dalam banyak hal, ungkapan
tersebut benar adanya, termasuk dalam hal memimpin rapat. Jika kita diberi amanah
untuk memimpin sebuah rapat, keberhasilan (atau kegagalan) kita bisa jadi
diawali jauh hari sebelum rapat dilaksanakan. Kita bisa mulai dari membaca kembali
notulen rapat sebelumnya, jika rapat yang akan kita pimpin merupakan rapat
rutin atau rapat yang terkait dengan rapat-rapat sebelumnya. Membaca notulen
membuat kita mengetahui perkembangan topik pembicaraan sehingga agenda rapat
tidak terpisah satu sama lain.
Notulen rapat pada umumnya
disertai dengan rekomendasi-rekomendasi kerja yang akan ditindaklanjuti para
peserta rapat. Walaupun ada sesi untuk mengecek tindak lanjut rekomendasi ini,
tidak ada salahnya pemimpin rapat telah mengetahui progress pelaksanaan tindak lanjut tersebut sebelumnya. Selain
membantu mengingatkan para PIC (Person In
Charge), pengecekan ini juga membuat mereka memastikan data atau informasi
yang akan dibahas pada rapat nanti lebih valid dan lengkap.
Membaca notulen dan pengecekan
tindak lanjut rekomendasi juga membuat pemimpin rapat lebih memahami
permasalahan yang akan dibicarakan. Dengan demikian, pemimpin rapat sudah
memiliki rancangan-rancangan skenario jalannya rapat, bahkan gambaran
alternatif solusi sebelum rapat dimulai.
Persiapan lainnya adalah
melihat siapa-siapa saja peserta rapat yang akan hadir. Dengan mengetahui peserta
rapat, pemimpin rapat dapat mengantisipasi dan meminimalkan hal-hal yang dapat
membuat rapat menjadi kurang efekfif. Ada orang tertentu yang sangat pandai
retorika tetapi kurang pandai menemukan solusi. Jadi jika rapat dihadiri oleh
peserta dengan tipe seperti ini, kita harus memastikan mereka tidak membuat
rapat menjadi bertele-tele dengan mengarahkan mereka untuk fokus pada agenda, data
dan alokasi waktu. Sebaliknya, ada orang yang memiliki analisis tajam dan
ide-ide brilian, tetapi suka malu mengungkapkan pendapatnya. Kita harus cerdas memberi
stimulus dan arahan agar peserta dengan tipe seperti ini lebih berani
berkontribusi pada rapat.
Mengendalikan
Pembicaraan
Pada saat rapat sedang
berlangsung, pemimpin rapat harus mahir memandu lalu lintas pendapat dan
pertanyaan agar rapat selalu berpatokan pada agenda, baik topik-topik pembicaraan
maupun alokasi waktu.
Jika rapat yang dipimpin sifatnya
operasional, teknis, apalagi strategis pastikan peserta berbicara sesuai dengan
data-data pendukung agar pembicaraan tidak bias dan pengambilan-pengambilan
keputusan lebih tepat sasaran. Pembicaraan yang tidak berbasis data sering
membuat rapat menjadi bertele-tele dan pembahasan bisa jadi sangat subjektif. Jika
demikian yang terjadi, keputusan-keputusan yang dihasilkan pun tidak maksimal (baca
ilusi dalam ruang rapat).
Kemudian, seperti sudah
dipaparkan sebelumnya, rapat berarti menyatukan pikiran-pikiran yang berbeda. Oleh
karena itu pemimpin rapat sebaiknya sudah memiliki konsep untuk membantunya
mengarahkan rapat, bila perlu sudah
memiliki cetak biru rekomendasi-rekomendasi apa saja yang akan diambil, seperti
halnya seorang sutradara telah memiliki gambaran akan seperti apa film yang
akan disutradarainya, bagaimana mengelola scene
demi scene sampai bagaimana ending film-nya nanti.
Hal penting lainnya, pada saat
rapat berlangsung pastikan semua orang berkontribusi maksimal dengan mengatur
lalu lintas pembicaraan. Pemimpin rapat harus demokratis namun juga harus
bersikap tegas terhadap peserta yang dapat membuat rapat menjadi kurang
kondusif.
Pengambilan
Keputusan
Setiap pembahasan rapat
berujung pada pengambilan keputusan atau rekomendasi. Pada bagian ini pemimpin
rapat harus mengarahkan peserta mengambil keputusan terbaik. Jika keputusan
rapat adalah alternatif solusi terhadap sebuah permasalahan, sedapat mungkin keputusan-keputusan
tersebut dibuat secara SMART (Spesific,
Measureable, Achieveable, Realistic, Time Bound) agar tidak membingungkan orang-orang
yang akan menindaklanjuti di lapangan nantinya.
Keputusan-keputusan ini bisa
dibuat secara musyawarah atau bila perlu secara voting, jika cara pertama tidak
berhasil. Kemudian sebelum rapat ditutup, tidak ada salahnya membacakan kembali
semua keputusan-keputusan dalam notulen rapat agar tidak ada yang dilewatkan
peserta.
Nah, dengan menerapkan
kiat-kiat sederhana namun penting tersebut, diharapkan pemimpin rapat lebih
mudah mengendalikan jalannya rapat sehingga rapat menjadi lebih efektif. Rapat
tidak selamanya menyelesaikan masalah di lapangan. Tetapi banyak keberhasilan
para eksekutor di lapangan diawali dari perbincangan di atas meja rapat. (PG)
Ilustrasi gambar oleh Joseph Mucira dari pixabay.com
Pertama kali tayang di Kompasiana
Post a Comment