Less Plastic, More Money
Pembaca yang gemar mengikuti berita tentang lingkungan
hidup pasti sudah familiar dengan berita bahwa negara tercinta kita merupakan
penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia. “Prestasi” kita tersebut hanya bisa dikalahkan oleh Tiongkok saja,
yang jumlah penduduknya memang lebih besar dari negara kita.
Produksi sampah plastik Indonesia diperkirakan mencapai 64
juta ton per tahun. Jadi jika dibagi dengan jumlah penduduk sebesar 265 juta
orang, maka rata-rata setiap orang Indonesia menghasilkan 241 Kg sampah per
tahun. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, tahun 2019 ini diperkirakan
produksi sampah plastik akan meningkat menjadi 66-67 juta ton. Fantastis bukan?
Masalah berikutnya adalah dari 64 juta ton sampah plastik
tersebut sekitar 3,2 juta tonnya bermuara ke laut. Sampah plastik membutuhkan
waktu sangat lama, sampai ratusan tahun untuk benar-benar terurai oleh
lingkungan. Dalam jangka pendek sampah plastik akan menjadi microplastic yang jika ditelan oleh
hewan-hewan laut seperti ikan akan mengendap dalam jaringan tubuhnya. Bayangkan
jika ikan tersebut tertangkap dan kemudian menjadi santapan manusia. Lihat, apa
yang kita buang menjadi apa yang kita makan.
Oleh karena itu seruan untuk mengurangi plastik sudah begitu
terdengar tahun-tahun belakangan ini. Gerakan mengurangi plastik mula-mula
diinisiasi oleh aktivis lingkungan hidup dan perlahan-lahan mulai dikenal oleh
masyarakat yang lebih luas.
Kiat-kiat sederhana namun begitu berarti, seperti tidak
menggunakan sedotan plastik di rumah makan, membawa tas belanja sendiri dibanding
menggunakan plastik belanja dari supermarket, menggunakan kotak bekal untuk
membungkus makanan dan kiat-kiat lainnya saat ini sudah semakin memasyarakat.
Mudah-mudahan gerakan less plastic
ini semakin menjadi gaya hidup masyarakat agar lingkungan dan ekosistem kita
pun semakin lestari.
Berikut beberapa kiat sederhana untuk mengurangi produksi sampah plastik kita. Selain mendukung gerakan lingkungan, mengurangi sampah plastik juga bisa jadi kiat mengurangi biaya hidup kita.
Membawa
Botol Minum Sendiri. Biasakan diri membawa botol air minum sendiri
ke tempat kerja atau ke tempat bepergian lainnya. Jika air bekal telah habis,
botol minum kita bisa diisi ulang terlebih dahulu sebelum bepergian, dibanding
membeli air mineral kemasan di jalan. Khusus selama bulan Ramadan, membawa air
minum sendiri berguna jika waktu berbuka telah tiba, kita masih berada di perjalanan pulang dari kantor atau tempat
bekerja. Membawa botol minum sendiri selain mengurangi plastik juga menghemat
pengeluaran pribadi.
Kumpulkan
sendok/garpu plastik. Jangan buang sendok/garpu plastik yang biasa
disertakan pada makanan yang dipesan dari
luar rumah. Sendok/garpu plastik ini sewaktu-waktu berguna karena dapat
digunakan pada acara tertentu, misalnya anak-anak mengundang kawan-kawannya ke
rumah dan lain-lain. Jika membutuhkan sendok dalam jumlah banyak, sendok/garpu
plastik bisa digunakan tanpa perlu membeli sendok tambahan lagi. Tapi ingat, jangan
gunakan sendok/garpu plastik terlalu sering dan hanya untuk makanan yang
dingin, seperti sop buah dan sejenisnya. Sendok/garpu plastik tidak disarankan
untuk makanan yang panas karena kandungan polymernya bisa larut dalam makanan.
Gunakan
kembali wadah plastik. Wadah plastik seperti toples, botol softdrink, kotak ice cream dan lain-lain tidak mesti langsung dibuang setelah isinya
habis dikonsumsi. Sejumlah wadah plastik bisa digunakan kembali setelah dibersihkan
dengan baik dan dengan sedikit kreasi. Wadah-wadah plastik ini bisa menjadi barang
yang acap kita gunakan seperti wadah air minum di kulkas, kotak pensil/pulpen,
celengan, pot bunga dan kreasi lainnya. Dengan demikian selain mengurangi
sampah plastik, kita bisa mengurangi biaya yang mesti dikeluarkan jika membeli
barang-barang yang baru.
Demikian tiga kiat sederhana yang bisa dicoba untuk
mengurangi produksi sampah plastik kita, sekaligus menghemat pengeluaran kita.
Kiat-kiat lain bisa pembaca temukan sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi
masing-masing. (PG)
Ilustrasi gambar: 3D Animation Production Company dari pixabay.com
Pertama kali tayang di Kompasiana
Nice
ReplyDelete